Media sosial ramai dengan fenomena Typographical Error atau Typo Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Beliau mungkin tidak ngeh tentang postingannya di Twitter. Kicauan tengah malamnya itu mungkin saja ditinggal tidur olehnya untuk beristirahat, tapi dunia maya justru terbangun untuk ingin tau apa yang dimaksud Donald Trump itu. Kata “Covfefe” menjadi perhatian khusus, hingga menjadi bahan guyonan para netizen di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
“Despite the constant negative press coverage”
Mungkin itulah maksud Donald Trump dalam kicauannya. Maklum, sudah larut malam dan mungkin Sang Presiden kelelahan untuk menutup harinya di Twitter. Pada akhirnya, kicauannya itu dihapus (karena sebuah Tweet tidak bisa direvisi dan tidak ada pilihan lain selain dihapus) setelah mendapatkan apresiasi ratusan ribu Like dan Retweet serta menjadi Trending Topic di Twitter.
Masalahnya, ini bukan yang pertama kali Pak Donald Trump melakukan ini. Beliau terbilang lumayan sering salah ketik di Twitter. Tak heran para Netizen menjadikan ini menjadi sasaran empuk untuk bahan perbincangan hingga guyonan.
Satu hal yang pasti, kesalahan ketik atau typo bisa dialami siapa aja bahkan penulis handal sekalipun. Sebagai pertolongan pertama dan jadi catatan kita bersama, periksalah kembali dengan teliti tulisan Anda sebelum di-publish agar typo tidak menjadi kebiasaan kita sendiri. Oleh karena itu, di sinilah Editor hadir untuk menjalankan tugasnya, dan di sinilah ahli bahasa hadir untuk menjelaskannya. Lebih lanjut, sindrom typo ini harus jadi perhatian kita karena banyak sekali ditemukan di Indonesia, terutama di tempat umum.
Artikel tentang typo ini bersambung. Sambil menunggu artikel selanjutnya, mari kita minum Covfefe dulu dan jangan takut perut Anda kembung.