Mohon tunggu...
Ardiansyah Taher
Ardiansyah Taher Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sociolinguist

Music, Sports, Languages

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Nonton Bola Itu Tidak Gratis, Bung!

3 November 2016   14:13 Diperbarui: 4 November 2016   01:59 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: theguardian.com

Akhir bulan Oktober, Igor Seoane Miñan sebagai pemilik Rojadirecta ditangkap setelah beberapa pihak dari channel tv berbayar ternama di Eropa menggugatnya. Genderang perang terhadap laman penyedia live streaming pertandingan ditabuhkan karena ilegal. Rojadirecta yang sudah mengudara sejak 2005 ini pun siap ditutup dalam waktu dekat.

Setuju sekali dengan Panditfootball yang menyebut Rojadirecta sebagai “pendobrak kapitalisme siaran pertandingan”. Bagaimana tidak? Rojadirecta bisa mendapatkan pundi-pundi keuangan dari iklan hanya dengan “mencuri” siaran pertandingan dari berbagai jenis olahraga di dunia, terutama sepak bola, dan kita yang awam bisa menikmatinya secara gratis (meskipun harus beli pulsa untuk kuota internet).

Sementara pihak pertelevisian harus membayar untuk menyiarkan sebuah pertandingan. Tentu hal ini dilarang dilakukan dan merugikan. Hal-hal terkait hak siar memang sangat dilindungi hukum karena hak siar juga menjadi pendapatan klub sepak bola itu sendiri.

Tampilan laman Rojadirecta (101greatgoals.com)
Tampilan laman Rojadirecta (101greatgoals.com)
Maraknya praktik berbagi tautan live streaming ilegal ini menjadikan sebuah fenomena yang baik dan ada juga yang buruk; harga hak siar pertandingan sepak bola menjadi semakin mahal, tv lokal enggan menayangkan karena biaya dan jadwal yang bentrok dengan acara primetime, penyedia jasa tv berbayar dan WiFi rumahan semakin menjamur, orang jadi malas menonton pertandingan sepak bola, dll. Intinya, nonton bola itu tidaklah gratis!

Sebagai contoh adalah Liga Italia Serie A. Dari TVRI, KompasTV, hingga kini di JakTV, Liga Italia yang juga memiliki penggemar yang banyak di seluruh Indonesia justru kurang diminati oleh televisi lokal yang ingin menyiarkannya. Mungkin karena harganya yang lebih mahal daripada liga lain seperti Liga Inggris dan Liga Spanyol atau karena pertimbangan lain.

Perlu diketahui bahwa biaya untuk membeli hak siar sebuah liga dalam satu musim kompetisi penuh pasti mahal, beberapa saluran tv lokal menyiasatinya dengan hanya menayangkan partai-partai big match dan yang tayang diluar jam primetime (biasanya dini hari). Alhasil, live streaming dengan PC, laptop, bahkan smartphone jadi jalan keluarnya.


Mungkin untuk memberantas situs live streaming pertandingan sepak bola akan sulit. Jika Rojadirecta ditutup, toh kita masih bisa menyaksikan langsung pertandingan liga-liga elit di Eropa lewat situs lainnya yang masih “aman” seperti crichd.tv, yalla-shoot.com, dan masih banyak lagi.

Hal positif yang bisa diambil dari tidak ditayangkannya pertandingan sepak bola eropa di televisi lokal atau bahkan tv berbayar bisa jadi menumbuhkan budaya yang baik bagi seluruh pecinta sepak bola di Indonesia, yaitu Nobar alias nonton bareng. Namun ini juga menjadi dilema karena mereka yang hadir nobar juga menyaksikan pertandingan dari live streaming ini.

Milanisti Indonesia sedang nonton bareng (tribunnews.com)
Milanisti Indonesia sedang nonton bareng (tribunnews.com)
Streaming is a crime but football is not pornography! Inilah fenomena baru di dunia Sepak bola dimana tidak semua orang bisa menyaksikannya, dan harus bayar juga. Satu hal yang pasti, fans sepak bola sejati adalah yang membeli tiket dan hadir langsung menyaksikan tim kesayangannya bertanding di stadion.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun