Dalam dunia pendidikan, keberhasilan proses belajar tidak hanya ditentukan oleh kurikulum, sarana prasarana, atau metode pembelajaran, melainkan juga mindset---cara berpikir dan pola pandang---baik dari murid maupun guru. Mindset inilah yang sering kali menjadi faktor pembeda antara pembelajaran yang sekadar formalitas dengan pembelajaran yang benar-benar bermakna.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah: mengubah mindset murid atau guru, mana yang lebih menantang? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu menelaah lebih dalam bagaimana mindset terbentuk, apa yang memengaruhinya, serta hambatan-hambatan dalam proses perubahannya.
1. Mindset dan Peranannya dalam Pendidikan
Psikolog Carol S. Dweck memperkenalkan konsep growth mindset (pola pikir berkembang) dan fixed mindset (pola pikir tetap). Menurut Dweck (2006), murid dengan growth mindset percaya bahwa kemampuan dapat berkembang melalui usaha, strategi yang tepat, dan bantuan orang lain. Sebaliknya, murid dengan fixed mindset cenderung merasa bahwa kecerdasan dan bakat adalah sesuatu yang bawaan dan tidak bisa diubah.
Namun, penting disadari bahwa mindset tidak hanya relevan untuk murid. Guru, sebagai fasilitator pembelajaran, juga memiliki pola pikir tertentu. Guru dengan growth mindset akan lebih terbuka terhadap metode baru, teknologi, maupun keberagaman karakter murid. Sementara guru dengan fixed mindset mungkin lebih terpaku pada cara lama, kaku, dan enggan beradaptasi.
2. Mengubah Mindset Murid: Tantangan dan Peluang
a. Tantangan
Pengaruh Lingkungan Sosial
Murid sering kali datang ke sekolah dengan latar belakang keluarga, budaya, dan lingkungan yang sudah membentuk pola pikir mereka. Jika lingkungan terdekat mereka tidak mendukung growth mindset (misalnya sering mendengar "kamu tidak pintar" atau "matematika memang susah"), guru akan berhadapan dengan tembok besar dalam mengubah pola pikir tersebut.Kurangnya Motivasi Intrinsik
Sebagian murid bersekolah hanya karena kewajiban, bukan karena dorongan belajar. Kondisi ini membuat perubahan mindset terasa lebih lambat karena motivasi intrinsik belum tumbuh.Era Digital dan Distraksi
Murid generasi sekarang hidup di era serba cepat dan instan. Tantangan muncul ketika mereka terbiasa dengan kepuasan instan (instant gratification), sementara pembentukan mindset positif membutuhkan proses yang konsisten dan berkelanjutan.