umor, melainkan respons terhadap kebijakan Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023, yang membuka peluang bagi perguruan tinggi untuk mengganti skripsi dengan tugas akhir lain yang relevan.
Langkah ini menuai reaksi beragam. Ada yang menyambut dengan antusias, terutama mahasiswa yang merasa skripsi lebih banyak jadi beban administratif daripada bentuk aktualisasi keilmuan. Tapi tak sedikit pula yang khawatir, "Kalau skripsi dihapus, apakah mahasiswa tetap punya bukti kompetensi? Lalu tugas akhir seperti apa yang pantas menggantikannya?"
Pertanyaan ini penting. Karena jika kita mau jujur, yang perlu dikritisi bukan sekadar bentuk tugas akhirnya (skripsi atau bukan), tapi relevansi dan manfaatnya. Maka mari kita telusuri, apakah benar skripsi sudah usang, dan apa saja opsi yang layak menggantikannya di era pendidikan tinggi modern.
Mengapa Skripsi Mulai Dipertanyakan?
Skripsi---sebuah karya tulis ilmiah individual di akhir masa studi S1---disebut-sebut sebagai simbol pencapaian akademik tertinggi seorang sarjana. Namun, dalam praktiknya, banyak yang merasa skripsi telah berubah fungsi menjadi:
Tugas administratif yang melelahkan, bukan refleksi capaian belajar.
Formalitas tanpa makna: topik tidak kontekstual, data dimanipulasi, hasil tidak pernah digunakan.
Beban psikologis: menurut survei Tirto.id (2021), lebih dari 68% mahasiswa mengalami stres berat dan kecemasan berlebihan saat mengerjakan skripsi.
Tidak semua bidang cocok meneliti dalam bentuk skripsi: Mahasiswa seni, vokasi, atau pendidikan praktik sering kesulitan menyesuaikan teori dengan praktik nyata.
Dosen dan pakar pendidikan pun menyuarakan hal serupa. Profesor Irwan Abdullah dari UGM menyatakan bahwa "dalam banyak kasus, skripsi tidak lagi menjadi ruang eksplorasi ilmiah, melainkan tugas formal yang menjauh dari realitas dan kebutuhan lapangan."
Lalu Apa yang Bisa Menggantikan Skripsi?
Bila skripsi tak lagi relevan, apa bentuk tugas akhir yang justru lebih bermakna? Dalam Permendikbudristek terbaru, disebutkan bahwa tugas akhir bisa berupa:
1. Proyek Akhir (Capstone Project)
Bentuk ini sudah lazim di negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia. Mahasiswa membuat proyek nyata yang menyelesaikan masalah di bidangnya.
Contoh: