Mohon tunggu...
Ardian Deni Saputro
Ardian Deni Saputro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember

https://www.linkedin.com/in/ardian-deni-saputro-37bbb91b3/

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengembangkan Budiaya Sayuran di Daerah Wisata Pesisir Selama Pandemi Corona

26 Oktober 2020   20:02 Diperbarui: 26 Oktober 2020   20:04 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pandemi covid-19 melanda dunia di akhir tahun 2019 dan masih mewabah sampai sekarang.  Virus ini pertama kali terdeteksi di China. Kemudian menyebar ke negara lain termasuk Indonesia. Virus ini menyerang sistem pernafasan dengan tingkat penyebaran yang relatif cepat. Penanggulangan covid-19 di Indonesia sedang menjadi fokusan Pemerintah saat ini. Pemerintah membentuk Satuan Tugas Penanganan Covid-19.

Sampai tanggal 13 Oktober 2020, jumlah kasus terkonfirmasi di dunia mencapai 37.704.153 sesuai data yang dikeluarkan oleh WHO, sementara di Indonesia sendiri jumlah kasus terkonfirmasi mencapai 340.622 kasus positif covid-19. Perkembangan covid-19 di Indonesia masih tergolong meningkat dan belum ada penurunan yang stabil.

Dampak dari pandemi covid-19 ini dirasakan hampir di semua sektor. Dampak yang dirasakan secara global adalah adanya pembatasan aktifias untuk meminimalisir penyebaran covid-19. Akses bepergian ke ke luar negeri juga dibatasi agar penyebaran covid lintas negara juga dapat ditekan.

Dampak covid-19 di Indonesia juga dirasakan hampir di semua sektor. Di bidang penddikan sangat terasa, kegiatan belajar mengajar harus dilakukan secara virtual. KBM dengan model tatapmuka bisa berpotensi memperbesar kemungkinan penyebaran virus corona, sehingga KBM secara online menjadi pilihan. Kegiatan belajar secara online ini pada pelaksanaannya terdapat berbagai kendala. Tidak semua pelajar di Indonesia memiliki akses internet yang baik. Tidak semua pelajar di Indonesia memiliki gadget yang mendukung kegiatan belajar online. Para orangtua juga harus mengajari anak-anak mereka yang masih kecil karena belum fasih menggunakan gadget untuk media belajar, kebanyakan anak-anak menggunakan smartphone untuk bermain game. Emak-emak yang biasanya bekerja buruh pabrik kini mendadak harus menjadi seorang guru privat. Hal ini sangat merepotkan mengingat orangtua juga harus mencari nafkah di masa pandemi.

Dampak covid 19 di sektor pariwisata juga sangat terasa. Banyak tempatg wisata yang tutup dan tidak beropersasi sejak dicetuskannya lockdown sampai sekarang. Sebenarnya sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat penting untuk menunjang perekonmian. Ketika suatu daerah menjadi destinasi wisata, maka perekonomian di sana akan hidup. Jika dikemangkan dengan baik akan tercipta banyak lapangan pekerjaan seperti usaha kuliner, penginapan, usaha oleh-oleh serta jasa-jasa yang lain. Akan tetapi semenjak covid-19 mewabah, sektor pariwisata menjadi sangat terpukul. Orang-orang tidak bisa bebas bepergian karena adanya pembatasan aktivitas untuk mengurangi penyebaran virus corona.

Destinasi pariwisata yang sangat mudah ditemui di Indonesia yaitu wisata pantai. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Indonesia memiliki pantai yang menyuguhkan pemanangan yang indah. Banyak pantai yang sudah dikelola dan mampu menarik wisaawan dalam an luar negeri. Akan tetapi semenjak corona menyerang banyak wisata panai yang mati. Ini sangat memukul perekonomian warga di daerh yang wisata pantainya terdampak covid -19. Pedagang-pedangang makanan banyak yang sepi pelanggan, tukang parkir juga banyak yang kehilangan pekerjaan. Padahal  mereka harus tetap bertahan hidup, mereka butuh makanan dan keperluan sehari-hari.

Salah satu pilihan yang bisa mengurangi dampak matinya pariwisata di pantai adalah dengan mengembagkan tanaman pangan di daerah pantai yang mati wisatanya. Tanaman yang ditanam adalah tanaman yang cukup toleran terhadap garam. Dilansir dari American Society for Horticultural Science, bayam, terong, dan tomat cukup toleran terhadap garam. Berkebun di rumah bisa menjadi solusi untuk menambah pemasukan di masa pandemi. Tanaman tersebut memang mudah di tanam di sekitar rumah. Pot dan polybag bisa menjadi alternatif jika kita tidak memiliki lahan yang luasuntuk menanam sayuran. Perawatan tanaman menggunakan pupuk dan pestisida harus diperhatikan agar hasil yng diperoleh menjadi maksimal. Dengan begitu tanaman akan subur, cepat berbuah dan bebas hama. Tomat dan cabai rawit sangat familiar di kalangan ibu-ibu yang memasak. Apabila konsumsi masyarakat terhadap sayuran tersebut besar, tentunya diikuti dengan pasokan barang yang besar pula untuk memenuhi permintaan konsumen terhadap barang tersebut.  Tomat dan cabai terkadang mengalami fluktuasi harga karena jumlah pasokan kadang tidak stabil. Terkadang adanya penawaran barang yang cukup tinggi namun permintaannya sangat sedikit, begitupun sebaliknya.Sehingga apabila masyarakat baik emak-emak maupun bapak-bapak rajin menanam sayur sendiri, oleh karena itu ketika harga sayuran sedang naik, ibu-ibu tidak perlu pusing untuk meroceh kocek yang lebih banyak karena bisa panen sayur dari hasil kebun sendiri. Selain ibu-ibu bisa berhemat, bercocok tanam dapat menghilangkan stres dengan melihat hasil tanaman yang tumbuh subur dan berbuah banyak serta membuat pekarangan rumah menjadi sejuk di pandang.

Melansir di webpage hallosehat.comterdapat 5 manfaat berkebun bagi kesehatan fisik dan mental, yaitu: Pertama menurunkan berat badan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh American Journal of Public Health, berkebun dapat menurunkan berat badan hingga lima sampai 7 kilogram.Kedua menurunkan risiko penyakit jantung. Berdasarkan penelitian dalam the British Journal of Sports Medicine, berkebun dapat menurunkan risiko penyakit janting dan stroke hingga 30 persen.Ketiga meningkatkan daya tahan tubun. Penelitian yang dilakukan oleh University of Copenhagen menemukan bahwa berkebun dapat mencegah terjadinya alergi.Keempat menjaga kesehatan otak. Penelitian yang ada dalam Journal of Alzheimer's Disease, mengatakan bahwa berkebun dapat melindungi kesehatan kognitif, meningkatkan volume otak, dan menurunkan risiko alzheimer hingga 50 persen.Kelima meningkatkan koordinasi dan kekuatan tangan.Kekuatan tangan, fleksibilitas, dan koordinasi, merupakan hal yang penting untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Berkebun merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan tersebut.Mengetahui beberapa manfaat yang didapat ketika berkebun, maka bisa disimpulkan bahwa berkebun dapat berpengaruh terhadap kesehatan masing-masing invidu.Apalagi di masa pandemi COVID-19 sekarang ini, setiap individu diharapkan mampu menjaga kesehatan agar tidak tertular virus. Sehingga masyarakat perlu meningkatkan imun tubuhnya, salah satunya dengan cara menekuni kegiatan bercocok tanam atau berkebun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun