Mohon tunggu...
ardia dhamar
ardia dhamar Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa, kompasiana menjadi wadah saya untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Lawan Pelecehan Seksual

24 September 2025   17:40 Diperbarui: 24 September 2025   17:42 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Pelecehan seksual merupakan salah satu tindak kekerasan yang sering terjadi di berbagai macam ruang, baik publik maupun privat. Kasus ini telah lama terjadi dan menjadi perhatian global karena dampaknya yang sangat serius terhadap para korban, mulai dari gangguan psikologis, kehilangan rasa aman, rasa trauma yang mendalam yang menyebabkan memiliki hambatan dalam kehidupan sosial dan profesional. Sayang nya hingga kini kasus pelecehan seksual masih dianggap remeh, sepele, disalahpahami dan parahnya bisa disalahkan kepada korban. Dalam hal sosial dan budaya tertentu, pelecehan seksual kerap dikemas dalam nirma norma patriarkis yang mempersulit korban untuk melapor atau bersuara. Padahal sikap berani dari korban untuk berbicara dan adanya sistem perlindungan yang responsif sangatlah penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan adil bagi semua pihak. Melalui artikel yang saya buat ini, kita akan membahas kebih dalam tentang pelecahan seksual yang diharapkan bisa menambah pengetahuan serta kepedulian masyarakat tentang kasus pelecehan seksual.

Pelecehan seksual merupakan tindakan yang berkonotasi seksual yang dilakukan tanpa adanya persetujuan dan akan menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa terintimidasi pada korban. Tindakan seksual sendiri banyak jenisnya, mulai dari tatapan mengintimidasi, siulan, sentuhan tanpa izin, perkataan secara langsung maupun melalui media sosial yang berbau tidak senonoh. Perlu kita ingat bahwa korban pelecehan seksual bisa terjadi kepada siapa saja, perempuan, laki-laki, anak anak, dan kelompok rentan lainnya. Dampak yang ditimbulkan dari perilaku tersebut sangat lah serius, bukan hanya luka fisik tetapi juga trauma psikologis yang mendalam dan berlangsung lama. Tetapi korban sering kali tidak mendapatkan dukungan yang baik. Banyak dari mereka justru disalahkan, dianggap “menggoda” atau “berpakaian yang tidak seharusnya”, sebuah victim blaming yang sangat keliru dan sangat berbahaya. Tidak lupa salah satu akar dari banyaknya pelecehan seksual adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang batasan maupun kesetaraan gender. Pada era sekarang pendidikan seksual justru dianggap masih tabu, padahal justru itu yang diperlukan untuk membangun generasi yang mengerti cara menghargai tubuh dan hal orang lain. Pelecehan seksual tidak akan pernah bisa diberhentukan jika hanyak korban yang terus disuruh berhati hati. Kita semua baik individu, lingkungan sekitar, pemerintah sama sama memiliki tanggung jawab untung menciptakan ruang yang aman, dengan cara dimulai dari kita harus berani menegur pelaku atau melaporkan jika melihat pelecehan, mendukung korban dan lain lain.

Pelecehan seksual bukanlah masalah kecil dan tidak bisa disepelekan. Ini adalah salah satu bentuk kekerasan yang paling mengancam keamanan, kesejahteraan, dan martabat manusia. Korban dari pelecehan seksual tidak butuh penilaian dari pakaian maupun perilaku, korban sepenuhnya hanya membutuhkan perlindungan, dukungan dan keadilan. Ini sudah saastnya kita semua harus memulau menghentikan budaya yang selalu membiarkan pelevehan seksual terjadi. Melalui edukasi, perubahan sikap, dan penegakan hukum yang berpihak pada korban, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih aman, nyaman, adil dan manusiawi. Pelecehan bukan tentang urusan  inidividu, tetapi urusan kita bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun