Ingin viral dan jadi terkenal sudah menjadi imej yang melekat pada seorang remaja. Tidak berpikir panjang akan akibat yang ditimbulkan dari satu tindakan juga identik dengan tindakan remaja. Masa dimana mereka mencari jati diri dengan mengikut teman dan perkembangan zaman hingga muncul istilah "anak zaman now."
Perkembangan teknologi kian pesat. Menjadi orang terkenal karena video viral bukan hal yang biasa. Bahkan banyak yang berlomba menjadi viral di media sosial. Tik tok salah satunya. Aplikasi yang dapat diunduh melalui google play store ini telah terunduh sebanyak lima puluh juta kali hingga tulisan ini dibuat. Dirilis oleh Bytemod PTE.LTD sejak 7 Mei 2017, aplikasi ini kian digandrungi kaum remaja.
Penulis langsung intip situs youtube mencari informasi teranyar terkait aplikasi ini dengan mengetikkan kata kunci "video viral tik tok." Dan hasilnya hampir tidak ada satupun video yang bermanfaat. Inilah suguhan terindah bagi remaja yang harusnya mereka aktif mengikuti bimbingan belajar atau kerja kelompok bersama teman sekelas.
Beberapa video yang ditampilkan dan dihasilkan dari aplikasi ini antara lain, remaja di bawah umur yang berduaan dengan lawan jenis menirukan lirik lagu yang di pilih dan beradegan dewasa. Beberapa remaja putri masih berseragam SMA di dalam kelas yang menari dengan gerakan tergolong tabu untuk ditonton. Ada lagi rekaman wanita dewasa yang sengaja menggerakkan tubuhnya melihatkan aurat.
Inilah tontonan yang ditiru para remaja. Inilah yang saat ini sedang "hits." Dan inilah yang saat ini sedang booming. Aplikasi ini melabel dirinya dengan sebutan "studio seluler." Ya, mereka pengguna aplikasi ini dapat dengan mudah membuat sebuah video dengan kualitas tinggi. Di dukung dengan latar suara musik yang tersedia, baik yang di tawarkan oleh aplikasi maupun milik sendiri.
Lalu menggabungkannya dengan video yang mereka rekam. Mereka juga dapat mengedit video tersebut dengan beragam efek dan jenis video yang disediakan. Selanjutnya  tinggal klik publish maka akan muncul pilihan share ke berbagai media sosial yang ada termasuk youtube.
Jika memang ini hanya sebuah hiburan, maka ini bukanlah hiburan yang mendidik. Selanjutnya bagaimana masyarakat menilai aplikasi ini? Rata-rata yang menilai dengan memberi bintang lima adalah pengguna dengan usia remaja yang haus akan ketenaran. Tapi ada juga masyarakat yang tidak setuju dengan alasan merusak karakter remaja.
 Semoga bermanfaat.