Minggu-minggu ini kita menghadapi 'new normal' yang merupakan tata cara kehidupan bekerja dan beraktivitas di tengah dunia yang tengah berperang melawan pandemic Covid-19. Pandemi ini merupakan penyakit yang sangat menular dan belum ada obat dan vaksin yang benar-benar terbukti bisa menghindari kita dari penyakit ini.
Selama menghadapi pandemic ini, hal yang mungkin hilang dari kita adalah kesempatan beribadah secara bersama-sama di masing-masing rumah ibadah. Umat muslim tidak bisa beribadah bersama-sama di masjid (berjamaah) begitu juga umat Kristiani tidak bisa beribadah bersama-sama di gereja. Begitu juga umat Hindu dan Budha. Beberapa haris besar seperti Paskah, Idul Fitr, pengrupukan jelang Nyepi dan Waisak tidak bisa dilakukan secara normal. Beberapa hal bisa dilakukan dengan ketentuan protocol kesehatan sesuai standar WHO.
Saat --saat seperti itu adalah mengentalnya persaudaraan kita tanpa mengenal sekat perbedaan karena kita menaruh nilai kemanusian di atas segalanya. Kita lihat di beberapa media, beberapa orang yang menderita penyakit ini ditolong  diperhatikan oleh beberapa tetangga yang mungkin berbeda agama. Mereka mengirim makanan, membelikan obat. Ini dilakukan karena sang penderita atau suspect tidak bisa melakukannya sendiri karena harus menjalani isolasi.
Namun menjelang dan menjalani new normal, kita lihat benih perpecahan tetap ada dengan beberapa ujaran kebencian yang ditujukan kepada pihak tertentu tanpa melihat tingkat kesulitan yang dihadapi para aparat. Â Beberapa dari pihak pembenci itu tidak bersedia menjalani protocol kesehatan meski itu harus dilakukan untuk menghindari penyebaran penyakit ini. Beribadah tanpa masker atau senang berkumpul tanpa mengindahkan jarak merupakan hal yang sering kita lihat.
Mereka juga kembali melakukan ujaran kebencian berdasarkan SARA yang dikaitkan juga dengan pandemic ini. Padahal ujaran-ujaran kebencian itu sama sekali tak berguna jika kita melihat hakekat menghadapi tantangan pandemic ini bagi bangsa kita; karena hakekatnya kita melawan virus yang juga tak mengenal perbedaan warna kulit, cara berbicara (bahasa), maupun agama.
Kita semua berharap pandemic ini segera berlalu dengan ditemukannya vaksin untuk menghindar dari penyakit ini. Kita juga berharap peran moderasi agama dan tokoh-tokohnya untuk melawan ujaran kebencian dan radikalisme yang mungkin akan bertambah subur di negara kita ini.
Semoga vaksin Covid-19 segera ditemukan dan vaksin moderasi agama kian meningkat agar kita terhidar dari hal-hal buruk radikalisme di masa mendatang