Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akulturasi Budaya dan Agama Saling Menguatkan

10 April 2018   11:10 Diperbarui: 10 April 2018   11:29 4324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Cheng Hoo - http://surabaya.panduanwisata.id

Ketika Islam masuk ke tanah Jawa, sebagian masyarakat ketika itu sudah ada yang memeluk agama Hindu, Budha dan aliran kepercayaan. Tak heran jika tradisi dan adat istiadat begitu lekat pada masyarakat ketika itu. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, akulturasi antara agama dan budaya lokal masyarakat bisa kita temukan. Bahkan ketika Islam mulau masuk melalui Wali Songo, begitu jelas sekali bagaimana perpaduan antara agama dan budaya melebur menjadi satu. Akulturasi itulah yang kemudian melahirkan keanekaragaman tradisi di negeri ini.

Dalam tradisi Jawa, mengenal istilah 'selametan'. Tradisi syukuran atar karunia Allah ini, diwujudkan dengan mengundang beberapa tetangga, untuk berbagi makanan. Ketika Wali Songo masuk ke tanah Jawa, tradisi ini tidak serta merta ditinggalkan dan dihapus dalam kehidupan bermasyarakat. Keduanya bisa menyatu dan berkembang menjadi 'tahlilan' yang masih dilakukan hingga saat ini. Hal ini menunjukkan, akulturasi antara agama dan budaya telah melahirkan tradisi yang bisa diterima oleh semua pihak.

Akulturasi antara agama dan budaya, juga bisa dilihat dalam berbagai peninggalan bangunan. Dalam berbagai bangunan tempat ibadah misalnya, seringkali kita temukan adanya akulturasi antara keduanya. Misalnya gereja ganjuran, yang terletak di Bantul, Yogyakarta. Di gereja ini kita bisa menemukan akulturasi antara Jawa, Hindu-Budha dan Eropa. Di masjid demak, juga terdapat akulturasi antara Islam, Jawa dan Hindu. Salah satu masjid tertua ini dibangun dengan gaya khas Majapahit, namun juga membawa corak Hindu. Perpaduan ini semakin menarik dengan langgam rumah khas Jawa Tengah.

Dari peninggalan masa lalu ini, semestinya kita bisa saling belajar. Disaat provokasi terus menggeliat, disaat ujaran kebencian terus mengemuka di media sosial, semangat toleransi dan saling menghargai seharusnya tetap terjaga. Sejarah telah menunjukkan, bentuk saling menghargai itu telah ditunjukkan melalui peninggalan tradisi, budaya dan bangunan peninggalan masa lalu. Jika masa lalu harmoni dalam keberagaman itu bisa berjalan baik, semestinya ketika peradaban terus modern seperti sekarang ini, harmoni itu juga masih bisa terjaga.

Salah satu tradisi yang sangat melekat dalam adat istiadat kita adalah tradisi saling memaafkan. Tradisi ini juga diajarkan oleh semua agama yang ada di Indonesia. Dalam perjalanannya, Indonesia berkembang menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar. Fakta ini semestinya bisa semakin memperbudah perkembangan toleransi, kerukunan, dan salih menghargai antar umat beragama. Mari membekali diri dengan informasi yang utuh dan berimbang. Mari belajar ajaran agama dan budaya secara lengkap. Agar kita juga bisa menyikapi setiap peristiwa, bisa arif dan bijaksana.

Hal ini penting karena akhir-akhir ini kelompok intoleran masih saja sering menyusupkan sentimen SARA dalam kehidupan sehari-hari. Setiap peristiwa politik, selalu saja dihubungkan dengan sentimen agama. Sementara elit politik terkadang seringkali memanfaatkan kondisi ini, untuk menjatuhkan pasangan calon yang maju dalam kontestasi politik. Semoga pesta demokrasi ini bisa semakin mendewasakan Indonesia kedepan. Apapun perkembangan Indonesia kedepan, jangan lupakan bahwa kita adalah negara yang berbhineka tunggal ika. Kita adalah negara yang rukun, seperti yang telah ditunjukkan jejak sejarah masa lalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun