Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Rukun Tanpa Saling Adu Domba

23 Desember 2017   15:41 Diperbarui: 23 Desember 2017   15:50 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Adu Domba - twitter.com

Siapa pun yang hidup di muka bumi ini, tidak ada yang hidup dalam kegelisahan. Tidak pula yang hidup dalam konflik, seperti di beberapa negara di timur tengah. Indonesia punya pengalaman 350 tahun dijajah. Selama ratusan tahun itu, kita hidup dalam ketidakpastian, dalam ketakutan, dan tidak bisa berbuat apa-apa di negeri sendiri. Berkat perjuangan semua pihak dan berkat persatuan masyarakat, negeri ini akhirnya bisa bebas dari penjajahan fisik. Kini, penjajahan secara fisik sudah tidak ada lagi. Tapi penjajahan secara ideologi yang terjadi hingga saat ini. Dan salah satu ideologi yang menjadi ancaman bagi Indonesia saat ini adalah radikalisme dan terorisme.

Radikalisme dan terorisme ini, terbukti telah merusak persatuan dan kesatuan yang selama ini telah terbangun. Paham yang dibawa dari luar itu, jelas tidak tepat jika diterapkan di Indonesia. Karena negara ini dibangun diatas nilai-nilai kegotongroyongan, keberagaman, dan toleransi. Sementara paham radikalisme yang mengusung konsep khilafah, jelas tidak menghargai yang namanya keberagaman. Meski mayoritas penduduk Indonesia beragaman muslim, bukan menjadi hal yang mutlak untuk merubah ideologi Indonesia dari Pancasila menjadi khilafah, seperti yang diinginkan kelompok radikal. Pancasila merupakan hal yang final bagi kita semua. Pancasila juga merupakan dasar negara yang dipilih, karena mampu merangkul semua kepentingan.

Indonesia adalah negara yang penuh warna. Jika diibaratkan taman, Indonesai merupakan taman yang dipenuhi beraneka ragam bunga yang warna-warni. Selain indah dipandang, taman yang warna-warna juga membuat suasana tenang, nyaman dan bahagia. Jika Indonesia sudah seperti taman yang bisa membuat nyaman, maka masyarakatnya juga harus menjaga dan merawatnya. Keberagaman yang penuh warna itu semestinya terus dijaga, agar tetap bisa dinikmati oleh generasi berikutnya. Karena generasi berikutnya berhak untuk hidup tenang dan penuh kerukunan.

Dalam kerukunan, tidak boleh ada yang merasa menang sendiri. Dalam kerukunan semua orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Dalam kerukunan tidak ada niat untuk saling membenci dan mencaci. Yang ada dalah sikap yang saling menghormati. Bahkan, jika ada perbedaan pendapat bisa diselesaikan secara musyawarah. Tidak ada pihak yang mengedepankan kepentingannya, karena yang ada adalah kepentingan bersama. Semangat kerukunan itu merupakan akar dari bangsa ini. Jika kita selaku warga negara Indonesia, tapi tidak bisa hidup rukun, harus segera melakukan introspeksi. Anjing yang tidak mempunyai akal saja, bisa hidup rukun dengan tuannya, kenapa manusia yang mempunyai perasaan tidak bisa hidup saling rukun?

Saat ini, banyak sekali ujaran kebencian terus bermunculan. Munculnya kebencian ini tidak tanpa sebab. Ada pihak-pihak yang tidak menghendaki Indonesia menjadi negara yang berwarna. Mereka menginginkan Indonesia menjadi satu warna. Padahal, dari sisi manapun keberagaman itu selalu melekat pada diri Indonesia. Dari suku, budaya, bahasa bahkan agama pun berbeda-beda. Lalu apa dasarnya ingin merubah karakter masyarakat yang majemuk? Marilah kita tidak hanya berpikir pada saat ini saja. Tapi berpikirlah kedepan. Negeri ini akan hancur jika masyarakatnya terus saling bermusuhan dan saling membenci. Kita semua saling bersaudara. Meski agama kita berbeda, kita tetap bersaudara. Karena manusia manapun di dunia, tidak ada yang bisa hidup sendirian. Dan manusia saling membutuhkan pertolongan. Semoga bisa jadi renungan bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun