Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mahasiswa Jakarta Teliti Kincir Angin di Lahan Garam Demak – Jepara

10 Desember 2010   06:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:51 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kincir angin di lahan pembuatan garam salah satu postingan saya di kompasiana dan di blog pribadi saya menarik perhatian Adyatma Bangkit Nugroho  mahasiswa semester 5 STT  ( Sekolah Tinggi Tekhnik) PLN Jakarta . Sehingga beberapa hari yang lalu dia mengunjungi desa pesisir di Demak dan Jepara untuk melihat dari dekat fungsi kincir angin dilahan pembuatan garam, sekaligus menelitinya sebagai bahan laporan akhir kuliahnya . Selain melihat dilapangan dia  juga meminta keterangan pada pengrajin yang membuat kincir angin tentang cara membuat dan juga cara kerja alat sederhana yang digerakkan oleh angin dan dapat menaikkan air ke lahan pembuatan garam . Satu persatu dia menanyakan dengan rinci system dan juga bahan kincir angin yang terbuat dari kayu dan besi pada Roziqin (43)   pembuat kincir angin dari desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak yang  telah dua tahunan membuka bengkel pembuatan kincir angin.

“ Ketika mau membuat laporan akhir saya coba melihat-lihat internet yang berhubungan dengan energy pembangkitan nah ketemu kincir angin di blog Pusat Informasi Masyarakat Peisisr  akhirnya saya menghubungi bapak . Dan ketika ada waktu luang saya sempatkan untuk bertandang ke sini melihat ke lapangan agar tugas saya itu dapat selesai dengan baik “ , ujar Bangkit yang berasal dari Boyolali .

Adyatma Bangkit Nugriho Mahasiswa STT PLN Jakarta

Lulusan salah satu SMK di Solo ini mengemukakan , ketertarikannya pada kincir angin di lahan pembuatan garam ini , selain tehnologi ini ramah lingkungan ,praktis juga ekonomis dari segi pembiayaan. Oleh karena itu dia mempunyai harapan jika kincir angin ini dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk mengairi lahan garam di daerah pesisir  Demak dan Jepara saja namun bisa diterapkan di daerah seluruh Indonesia . Selain itu dia juga berharap alat ini tidak hanya sebagai pengganti mesin pompa air saja , namun bisa dikembangkan sebagai penghasil energy listrik sehingga manfaatnya bisa di rasakan siapa saja. Namun untuk tahap awal ini dia meneliti dahulu kincir angin sebagai penganti mesin pompa air , melihat system kerja dan bahan dan sekaligus membuat maket agar dapat  membuat perbaikan sehingga kerja kincir lebih efektif dan efisien.

“ Saya melihat system kerja dan juga bahan kincir angin ini  dahulu , sesampainya di Jakarta saya adakan penelitian secara mendalam dengan berkonsultasi pada dosen. Apakah kincir angin ini dapat diterapkan didaerah lain seperti Papua misalnya itu harus diketahui dari pengukuran kecepatan angin disini  apakah sama dengan daerah Papua . Itu harus memerlukan alat oleh karena itu nanti saya akan kembali membawa alat tersebut dari Jakarta “ tambah Bangkit  lagi.

kincir angin yang diteliti

Sementara itu Roziqin pengrajin kincir angin dari desa Kedungmutih menyatakan kegembiraannya mendapat kunjungan mahasiswa dari Jakarta yang meneliti kincir angin buatannya . Dia mengaku membuat kincir baru dua tahunan berawal dari membuat untuk keperluan sendiri namun setelah jadi banyak petani tambak yang tertarik dengan kincir buatannya. Mereka melihat kincir angin yang ia buat jauh lebih praktis dan awet jika dipakai , selain memodifikasi bahan yang ada dia juga membenahi beberapa hal sehingga daya kincir jauh lebih besar. Sebagai contoh bahan dari besi sebagian dapat ia gantikan dengan bahan kayu dan juga plastic sehingga jika dipakai lebih awet karena tidak korosi oleh air asin . Selain itu dia juga memodifikasi bagian baling-balingnya agar putaran baling-baling lebih cepat sehingga penyedotan airnya lebih kencang.  Sebagai tiang pancang kincir yang dahulu banyak menggunakan bambu , kini dia ubah menjadi kayu sehingga keawetannya lebih terjamin.

Roziqin memberi penjelasan fungsi dan kegunaan bahan

“ Meski biaya agak mahal namun alat lebih awet , seperti kincir angin yang besar dengan bilah kincir 4 meter saya membuatnya dengan biaya sekitar 2,5 juta rupiah  jika dibandingkan dengan kekuatan mesin pompa air kecil bisa diadu hasilnya . Selain biaya lebih murah karena tidak menggunakan bahan bakar juga onderdilnya sederhana saja tidak seperti mesin yang harus membeli dengan biaya yang mahal. Jika ada pesanan dari luar daerah saya siap membuatkannya menurut keinginan , ukuran besar , sedang atau kecil  “, ujar Roziqin yang sehari-harinya juga membuat mainan dari kayu untuk anak TK dan PAUD.

Roziqin berharap setelah ada mahasiswa yang meneliti , kincir angin ini dapat digunakan oleh pengrajin garam tidak hanya di daerah Demak dan Jepara saja namun bisa diikuti oleh pengrajin garam lain di seluruh wilayah Indonesia . Dia siap jika ada pengrajin garam dari daerah lain yang ingin dibuatkan atau memesan kincir angin buatannya dengan berbagai ukuran . Selain awet kincir angin buatannya juga besar tenaganya. ( FM)

Fatkhul Muin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun