Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dr. Ir. Sudarto,MM Ajak Pegaram Demak Alih Teknologi dari Tanah Ke Media Isolator

2 September 2015   11:18 Diperbarui: 2 September 2015   11:25 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DemakPegaram saat ini penghasilan selalu turun naik karena kualitas garam yang rendah. Sehingga garam rakyat itu sulit memasuki ranah garam industry . Akibatnya harga selalun turun tajam karena pasokan yang melimpah. Akibatnya kesejahteraan pegaram tidak ada kenaikan yang signifikan.

Oleh karena itulah Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Dr. Ir. Sudarto, MM mengadakan penelitian yang dilakukan mulai tahun 2008-2009. Pada Maret 2013 inovasi itu disosialisasikan pada petani garam di Jawa Tengah. Setidaknya ada 220 pegaram yang mencoba teknologi baru ini. Namanya Media Isolator di meja kristalisasi.

“ Anda jangan tanya hasilnya pada saya , tanya saja pada pegaram langsung yang telah mempraktekkan. Saya yang punya teknologi dan pegaram yang mempraktekkannya “, kata Sudarto pada Kabarseputarmuria di sela-sela pelatihan garam di Demak.

Sudarto mengatakan, kebutuhan garam industri di tahun ini diperkirakan mencapai 3,5 juta ton. Sedangkan prduksi garam nasional hanya mampu menutup kebutuhan hingga 1-2,5 juta ton. Dengan media isolator ini dia yakin, produksi garam bisa naik hingga 100%.

Dasar itu lah yang menjadikan Sudarto, Kepala Balai Besar Pencegahan dan Pencemaran Kementerian Perindustrian menciptakan suatu teknologi canggih bernama media isolator. Alat ini bisa digunakan untuk mengoptimalisasikan produktifitas garam di dalam negeri.

“ Teknologi telah kita temukan dan hasilnya juga bisa dilihat sendiri , tinggal kita support para petani untuk alih teknologi. Saya lihat setiap pelatihan mereka tampak antusias dalam rangka mengubah pola pikir mereka dalam membuat garam”, tambah Sudarto

Namun demikian ada kendala yang cukup menghambat dalam rangka transfer teknologi ini. Selain membutuhkan dana yang cukup besar mengubah pola pikir mereka juga sulit. Oleh karena itu diperlukan support secara berkelanjutan.

“ Contohnya masa panen saja , dalam memanen pegaram hanya butuh waktu 3-4 hari . Dengan teknologi baru ini setidaknya butuh waktu minimal 10 hari untuk memanen hasilnya itu masa panen saja “, katanya lagi.

Namun demikian Sudarto optimis swasembada garam indistri akan terealisasi jika pegaram seluruh Indonesia mau berinovasi dengan teknologi yang ia temukan itu . Menurut hitungan dengan media isolator yang telah dipatenkan itu kenaikan hasil produksi garam bisa mencapai 100 persen.

Selain itu juga diharapkan support dari pemerintah dalam rangka menjalankan alih teknologi itu. Tanpa bantuan pemerintah pegaram tidak mampu alih teknologi secara mandiri. Misalnya dengan ada bantuan media Isolator dari pemerintah meskipun tidak semua lahan namun itu merupakan stimulant sehingga mereka bisa merasakan hasil dari alih teknologi itu. (Muin)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun