Mohon tunggu...
Arbit Manika
Arbit Manika Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis Desa dan Pro Demokrasi

Aktivis Desa dan Pro Demokrasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pantaskah Kita Membenci Jokowi?

11 Maret 2019   20:37 Diperbarui: 12 Maret 2019   23:48 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi seorang anak tukang kayu dari keluarga tidak mampu, saat kecil dia tinggal di pinggir kali sekitar Kota Solo. Pada tahun 1970 saat berumur 10 tahun rumahnya digusur bahkan tiga kali pernah merasakan penggusuran, karena alasan pembangunan, tanpa ada ganti rugi. Bersama adik2nya orang tuanya menitipkan sementara pada pamannya, sehingga Dia harus belajar mandiri dan bertanggung jawab atas nasib adik2nya yang masi kecil.

Berkat keuletan orang tuanya akhirnya kembali memiliki rumah yang sangat sederhana dikota Solo dan memiliki usaha kecil pertukangan. Disitulah Jokowi dibentuk oleh ayahnya sebagai sosok pekerja keras untuk menghadapi tantangan hidup. Membantu kedua orang tuanya mencari nafkah dan untuk biaya sekolah dilakukannya setelah pulang sekolah, ini dia dijalani sejak SD.

Jika anak anak lain bermain setelah pulang sekolah Jokowi harus mencari uang, sebagai tukang pikul, tukang payung dll di pasar. Ayahnya selalu mengingatkan padanya tentang petingnya sebuah mimpi atau cita2, walau dalam kondisi sesulit apapun.

Kesederhanaan, kerja keras dan ketaatan menjalankan printah agama yg di contohkan oleh kedua orang tuanya, membentuk karakter Jokowi sebagai sosok yang sederhana, santun, jujur, tulus dan pekerja. Setelah lulus SMA 6 Surakarta, Jokowi melanjutkan kuliahnya di Fakultas Kehutanan Universitas Gadja Mada (UGM) Jogjakarta, dengan biaya sendiri.

Berbekal semangat demi orang yang dia cintai, agar kehidupan mereka kedepan lebih baik, Jokowi berusaha sekuat tenaga, bekerja sebagai buruh dll untuk menyelesaikan studinya, akhirnya pada tahun 1985 Jokowi menyelesaikan Studinya di UGM Jogja.

Jokowi tidak pernah bercita cita jadi Walikota Solo atau Gubernur DKI Jakarta apalagi jadi Presiden, cita citanya sederhana ingin menjadi PNS dilingkungan Departemen Kehutanan, agar dapat membalas budi baik kedua orang tuanya dan adik adiknya yang sedang membutuhkan biaya pendidikan. Jokowi Realistis bercita cita karena dia sadar bahwa dari keluarga sederhana, itupun tidak lulus saat mendaftar PNS, karena dia orang biasa, bukan keluarga pejabat.

Berbekal Ilmu Kehutanan Industri, Jokowi akhirnya mendaftar di salah satu perusahaan kertas Milik BUMN PT Kraft Aceh, setahun di Aceh Jokowi memilih pulang kampung, karena putra pertamanya akan lahir, dan memilih bekerja di usaha mebel pamannya. Disitulah awal dia belajar mengelolah perusahaan mebel, yang akhirnya Jokowi mendirikan usaha mebel thn 1988 yg diberi nama CV Rakabu, nama anak pertama Gibran Rakabumi.

Dalam mengelolah usahanya, jokowi mengalami pasang surut, bahkan pernah bangrut, sehingga ibunya harus merelakan rumahnya untuk dijual, agar usaha anaknya tetap jalan. Bermodalkan dana dari Ibunya 30 Juta dari hasil penjualan rumah, jokowi bangkit kembali dan sukses menjadi pengusaha mebel di kota Solo.

Mengawali karir politiknya, saat Kota Solo mencari pemimpin pada tahun 2005, Jokowi merasa terpanggil untuk menjawab ketimpangan social ekonomi di Solo, dan ingin menjadi guru bagi kita semua, bahwa pemimpin itu memihak ke rakyat secara tulus dan ikhlas bukan berpura2, apalagi menjadikan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi, keluarga dan kroni2nya.

Akhirnya Jokowi terpilih dengan modal blusukan (dor to dor) menawarkan gagasannya untuk bersama sama membangun kota Solo. Karir politiknya melejit, karena sukses di Kota Solo, Belum Selesai periode ke 2 memimpin Kota Solo Jokowi diusung menjadi Guberbur DKI Jakarta, Anehnya baru dua tahun sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi di Usung menjadi Presiden RI yg ke 7.

Percepatan Karir Politik Jokowi yang hanya membutuhkan waktu 9 tahun untuk menjadi Presiden apakah ini bukan sesuatu yang pantastis ?, pada hal dia Bukan seorang Konglomerat, bukan anak mantan penguasa, dia bukan juga pimpinan Partai Politik, dia hanya seorang tukang kayu yang sukses membangun usaha mebel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun