Mohon tunggu...
Ara Manroe
Ara Manroe Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka membaca, menulis dan berjalan.

Bukan siapa-siapa yang berupaya Menulis agar tidak mudah lupa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Anda Menggunakan Imaginasi dengan Bijak?

1 Juni 2016   05:54 Diperbarui: 9 Juni 2016   12:40 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 APAKAH ANDA MENGGUNAKAN IMAJINASI DENGAN BIJAK ?

OTAK MANUSIA hanya sekitar 1,4 kilogram bobotnya. Tapi, otak itu disebut sebagai ”benda paling rumit yang pernah ditemukan di alam semesta". Otak benar-benar sungguh menakjubkan. Semakin banyak yang kita ketahui tentang otak, semakin kita sangat menghargainya. Mari kita kupas salah satu kemampuan otak kita, yaitu kemampuan berimajinasi. 

Albert Einstein sang ilmuwan besar, mengatakan " imaginasi membawa kemana saja yang Anda mau. Jadi apakah imajinasi itu? Sebuah kamus mengartikannya sebagai ”kemampuan untuk menciptakan gambar atau ide dalam pikiran kita tentang hal yang baru dan menarik, atau yang belum kita alami”. Berdasarkan penjelasan itu, kita pasti setuju bahwa kita cukup sering berimajinasi, atau berkhayal. Misalnya, bagi Anda yang suka traveling, apakah Anda pernah membaca atau mendengar tentang sebuah tempat yang belum pernah dikunjungi? Meski belum pernah ke sana, Anda pasti bisa membayangkan indahnya tempat itu, dan membuat Anda punya hasrat kuat untuk tidak melewatkannya di destinasi berikutnya.

Saat kita membayangkan hal-hal yang tidak bisa kita lihat, dengar, cicipi, sentuh, atau cium, kita sebenarnya menggunakan imajinasi kita. Kita tahu bahwa manusia dirancang dan diciptakan menurut gambar Sang Pencipta Allah. (Kej. 1:26, 27) Bukankah ini menunjukkan bahwa Allah bisa jadi punya imajinasi? Karena Ia memberi kita kemampuan tersebut, Ia pasti ingin agar kita menggunakannya untuk memahami segala sesuatunya. Bagaimana kita bisa memanfaatkan imajinasi kita untuk hal itu, dan imajinasi seperti apa yang harus kita hindari?

IMAJINASI YANG MERUGIKAN

Mengkhayal pada waktu yang salah atau tentang hal yang salah.

Mengkhayal tidak selalu salah. Malah, bukti menunjukkan bahwa itu bisa bermanfaat. Karena daya khayal yang digunakan, para Kompasioner dapat menghasilkan dan mempublish karya tulis, fiksi, puisi maupun cerpen. Namun menurut para pakar ahli, mengkhayal,.. segala sesuatu harus dilakukan pada waktu yang cocok. Misalnya, jika kita melamun atau mengkayal saat mengemudikan kendaraan, apakah itu akan bermanfaat atau justru mengakibatkan kecelakaan lalulintas ? Selain itu, kita sering diingatkan tentang bahayanya mengkhayalkan sesuatu yang salah, seperti kalau bertemu dan melihat dekat lawan jenis yang kalau dia gadis aduhai cantiknya, laki-laki sering berimaginasi macam-macam dalam pikirannya, yang bisa mengarah ke pikiran yang nggak-nggak.  Kalau kita mengkhayalkan tentang perbuatan amoral, kita bisa pasti benar-benar melakukannya. Maka, jangan sampai khayalan itu membuat Anda terjerumus melakukan hal-hal yang buruk dan berbahaya.

Berpikir bahwa harta materi bisa melindungi kita.

Kita memang membutuhkan uang dan materi. Tapi, kita pasti akan kecewa kalau kita membayangkan bahwa semua itu bisa menjamin kehidupan kita akan aman dan bahagia. Salomo yang bijaksana menulis, ”Barang-barang bernilai adalah kota yang kuat bagi orang kaya, dan seperti tembok perlindungan dalam angan-angannya.” (Ams. 18:11) Misalnya bencana besar yang menimpa Filipina pada September 2009, lebih dari 80 persen kota Manila, terendam banjir. Apakah mereka yang punya banyak harta tidak terkena dampaknya? Ratusan-ribu orang menderita. Seorang pria kaya-raya yang mengalami kerugian besar berkata, ”Banjir ini tidak pilih-pilih. Orang kaya maupun orang miskin menjadi susah dan menderita.” Kita mungkin membayangkan bahwa harta materi bisa menjamin dan melindungi kehidupan kita. Tapi, kenyataannya tidak selalu begitu.

Mengkhawatirkan hal-hal yang mungkin tidak akan pernah terjadi.

Yesus menasihati kita agar tidak terlalu ”khawatir”. (Mat. 6:34) Orang yang selalu khawatir biasanya sering berkhayal, mengingat meningkatnya kejahatan dimana-mana, suatu waktu ia akan pasti menjadi korban kejahatan.Ia mengkhawatirkan masalah yang sebenarnya belum terjadi atau belum tentu terjadi. Akibatnya, ia bisa kehabisan tenaga. Orang bijak berkata bahwa kekhawatiran seperti itu bisa membuat orang kecil hati dan bahkan depresi. (Ams. 12:25) Jadi, kita perlu mengikuti nasihat Yesus dengan tidak terlalu khawatir dan tidak berusaha menyelesaikan semua problem kita sekaligus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun