Mohon tunggu...
Arai Jember
Arai Jember Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Katakan Dengan Tulisan Jika Tak Sanggup Berlisan

Menulis itu investasi. Setiap kebenaran tulisan adalah tanaman kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Boleh Bertingkah, Tapi Kehidupan Punya Norma

15 Juni 2022   07:17 Diperbarui: 15 Juni 2022   07:37 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: daftarpustaka.org

"Itukan hak asasi masing-masing, gak usah sok ikut campur deh!" Kalimat seperti ini dan yang semisalnya sangat sering dijadikan umpan balik alias respon terhadap orang yang berusaha mengingatkan akan sebuah kesalahan.

Upaya memberikan peringatan sebagai salah satu bentuk nasihat justru dipandang sebagai sesuatu yang menghalangi kebebasan berbuat apa saja. Dan dalih hak asasi senantiasa dijadikan tameng. 

Jika berbicara hak asasi, setiap orang juga sama-sama memiliki. Jika orang yang salah atas nama hak asasi ingin dibiarkan atau bahkan minta diberikan ruang kebebasan, maka orang yang benar juga punya hak yang sama. Hak untuk hidup di lingkungan yang baik-baik saja tanpa ditempati pelaku kemaksiatan. Hak untuk hidup dalam ketenangan tanpa dapat pengaruh negatif atau imbas perbuatan orang yang tidak benar.

Yang perlu diketahui hakikat dari nasehat itu adalah wujud dari kepedulian. Memberikan nasihat atau peringatan dikarenakan masih menginginkan kebaikan pada yang dinasehati. Bukan karena faktor julid atau sok ikut campur. Kalaupun ada yang berbuat julid dan semacamnya, itu hanyalah oknum.

Mengapa demikian? Karena pada dasarnya saling memberikan nasihat adalah bagian dari amar makruf nahi munkar bagi yang muslim. Dan ini adalah bagian dari kewajiban yang diperintahkan. Sehingga menjalankan perbuatan tersebut atas dorongan iman, bukan karena kurang kerjaan.

Dalam Alquran surat Ali-imron ayat 104, ayat 110 misalnya, disebutkan dengan jelas untuk beramar makruf nahi munkar. Pun dalam hadits dinyatakan dengan gamblang: ""Jika di antara kamu melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu, dan jika kamu tidak cukup kuat untuk melakukannya, maka gunakanlah lisan, namun jika kamu masih tidak cukup kuat, maka ingkarilah dengan hatimu karena itu adalah selemah-lemahnya iman." (HR Muslim)

Maka, saling mengingatkan adalah bentuk kepedulian alami yang lahir atas dasar iman yang diyakini. Sebaliknya keacuhan itu yang tidak dibenarkan. Diam tidak peduli dengan kemaksiatan hanya karena bukan bagian dari pelakunya, atau hanya karena bukan keluarga atau karib dekatnya yang menjadi korban.

Bisa dibayangkan bagaimana tatanan hidup bila tidak ada yang saling peduli menyampaikan kebenaran? Lihatlah betapa perbuatan yang dilaknat Allah pun mulai nyata menampakkan diri ke permukaan. Anggapan tabu ataupun malu tak lagi dihiraukan. Betapa podcast pun didaulat sebagai panggung kebanggaan atas maksiat yang dilakukan. Kasus duo homo lintas negara itu salah satunya.

Atas dasar apa yang salah bisa didukung dengan menuliskan judul tutorial perbuatan terlarang? Norma mana yang menganggap itu benar? Norma itu landasannya kebajikan dan kebenaran. Kebenaran tertinggi itu sumbernya yang berasal dari wahyu Allah. Dan bagaimana wahyu Allah berbicara tentang kaum sodom? Semua sudah tahu jawabannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun