Mohon tunggu...
Arai Jember
Arai Jember Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Katakan Dengan Tulisan Jika Tak Sanggup Berlisan

Menulis itu investasi. Setiap kebenaran tulisan adalah tanaman kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Ritel Tutup Gerai Ramai-ramai, Ada Apa?

15 Juni 2021   17:00 Diperbarui: 15 Juni 2021   17:16 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: intotheminds.com

 Peristiwa penutupan gerai ritel kembali terjadi. Terbaru, dikabarkan PT Hero Supermarket Tbk atau HERO Group telah memutuskan untuk menutup seluruh gerai supermarket Giant di Indonesia mulai akhir Juli 2021. Artinya, Giant dipastikan akan menjadi kenangan dalam bisnis ritel di tanah air. [1]

Selain Giant, emiten ritel milik Grup Lippo, PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) juga berencana menutup 13 gerainya pada tahun ini. Sekretaris Perusahaan Matahari Department Store, Miranti Hadisusilo, menjelaskan bahwa 13 gerai yang dimaksud saat ini memang belum ditutup, kendati memang direncanakan ditutup. [2]

Tak dapat dipungkiri, penutupan gerai ritel yang tutup ramai-ramai salah satunya adalah bagian dari efek domino pandemi. Lesunya ekonomi selama pandemi dinilai menyumbang minimnya pendapatan konsumen. Dan akhirnya daya belanja mereka juga mengalami penurunan. 

Di satu sisi, pihak ritel memerlukan dana besar untuk terus mencoba bertahan. Biaya operasional dan lainnya menuntut lancar dikeluarkan setiap bulan. Maka, menurunnya pendapatan jelaslah menambah pelik keadaan. 

Namun, pandemi bukan kesalahan utama dari fenomena ini. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, bangkrutnya sejumlah toko ritel ini disebabkan oleh pola belanja yang semakin berubah. Masyarakat kini cenderung lebih banyak memanfatkan belanja online (e-commerce).

Dia melanjutkan, selain faktor perubahan pola belanja, persaingan antar ritel juga mempengaruhi. Akhir-akhir ini semakin banyak ritel yang membuka usaha dekat dengan masyarakat dengan penyediaan kebutuhan lengkap.[3]

Dari sini paket gabungan antara bergesernya pola belanja masyarakat, adanya persaingan sesama ritel, dan juga pandemi sama-sama memberi andil bagi berdarah-darahnya dunia peritelan. Semuanya bisa saja menjadi indikasi bahwa ekonomi kita sedang tidak baik-baik saja. Terlebih, kondisi penutupan ritel juga terjadi di negara lain. 

Padahal tutupnya gerai ritel jelas memberikan pengaruh yang luar biasa. Berkurangnya pemasukan negara, berkurangnya penampung karya UMKM, memunculkan banyak PHK, hingga kekhawatiran mengarah pada krisis ekonomi. 

Tentu semuanya adalah hal tak dikehendaki. Kendati ritel tidak semata-mata tutup karena imbas pandemi. Namun pandemi tetaplah menyumbangkan perannya. Oleh karenanya perlu solusi terbaik yang melihat dari banyak sisi. 

Tak dapat dipungkiri, bahwa pandemi ini memberikan imbas pada segala sektor, tak terkecuali ekonomi. Maka prioritas mengatasi pandemi ini yang perlu didahulukan. Dikerjakan dengan amanah dan saling mendukung antara berbagai elemen terkait. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun