Mohon tunggu...
Arai Jember
Arai Jember Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Katakan Dengan Tulisan Jika Tak Sanggup Berlisan

Menulis itu investasi. Setiap kebenaran tulisan adalah tanaman kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melanggengkan Ekosistem Ekonomi Syariah

15 April 2021   10:55 Diperbarui: 15 April 2021   11:35 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dreamstime.com

Kabar baik mengenai keunggulan syariah di bidang keuangan kian mengemuka. Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, sistem bagi hasil yang digunakan perbankan syariah menjadi alasan sektor perbankan syariah bertahan bahkan tumbuh positif di tengah pandemi Covid-19. [1]

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sektor ekonomi dan keuangan syariah mampu bertahan di tengah guncangan krisis karena pandemi Covid-19. Kondisi itu dilihat dari rasio kecukupan modal atau CAR perbankan syariah hingga kredit macet alias non-performing loan (NPL). [2]

Ketahanan keuangan syariah juga dilihat dari aset perbankan yang justru melesat sepanjang 2020. Ia menyebut, total aset perbankan syariah pada Desember 2020 meningkat menjadi Rp 608,9 triliun atau naik dari Desember 2019 sebesar Rp 538,32 triliun. [2]

Pemberitaan terkait ketahanan keuangan syariah menghadapi keadaan krisis ini dinilai secara tidak langsung menampakkan bahwa konsep keuangan selainnya tak berdaya dihantam badai krisis. Bukti ini juga menegaskan bahwa apa saja, yang berasal dari Allah adalah hal terbaik bagi manusia. Tak terkecuali dalam urusan keuangan. Maka sangat baik bila komunitas lembaga keuangan syariah ini disambut dan terus dikembangkan tumbuh kembangnya hingga mencapai ekosistem raksasa. 

Keuangan sendiri adalah salah satu bagian dari sistem ekonomi. Yang apabila keuangan syariah saja sudah terbukti memiliki keunggulan, betapa makin lengkapnya keunggulan itu bila sistem ekonomi yang dipraktikkan juga berbasis syariah, sistem ekonomi Islam. 

Sebab untuk berupaya membesarkan komunitas keuangan syariah tentu tidak dapat dipisahkan dari komponen penyusunan ekosistem ekonomi lainnya. Ada komunitas yang menerangkan masalah kepemilikan harta dan pengembangannya, termasuk cara membelanjakan dan pengelolaan harta. 

Ada komunitas ekonomi yang bahasannya meliputi jenis-jenis kepemilikan, ihwal pertanahan, uang dan aktivitas turunan yang berkaitan dengan keuangan, perdagangan luar negeri dan yang terkait. 

Maka bila komunitas lembaga keuangan syariah tadi dipadukan dengan disyariahkannya komunitas penyusun ekosistem perekonomian lainnya, niscaya semakin besar perubahan yang dirasakan. Perbaikan ekonomi yang kerap didambakan akan menjadi kenyataan. Dan tidak salah jika basis syariah ini dipandang sebagai jawaban atas ekonomi kapitalisme yang berulang kali tumbang karena krisis. 

Terlebih bila kesadaran menggalakkan unsur syariah dalam ekosistem ekonomi ini ditopang dengan nilai iman dan takwa. Sebab Allah berfirman yang artinya "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (TQS. Al-a'raf: 96).

Sehingga kembali pada kepatuhan menjalankan ayat-ayat Allah dalam hal komunitas keuangan hingga ekosistem ekonomi itulah ikhtiar untuk mendatangkan keberkahan. Sebuah kebaikan menyeluruh yang dapat dirasakan pengisi langit dan bumi. Yang mana dalam hal ini, semuanya adalah ciptaan Allah. Yang sangat relevan bila ciptaan tunduk pada penciptanya termasuk mematuhi aturanNya. 

Hanya saja ekosistem ekonomi syariah memerlukan dukungan ekosistem lain yang sefrekuensi agar bisa langgeng bertahan. Bila ia menjadi satu-satunya ekosistem syariah, sementara sekitarnya masih bernuansa kapitalis, berat tantangannya. Sebab keroyokan konsep yang tak sejalan dengannya jauh lebih deras dan luas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun