Mohon tunggu...
Arai Jember
Arai Jember Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Katakan Dengan Tulisan Jika Tak Sanggup Berlisan

Menulis itu investasi. Setiap kebenaran tulisan adalah tanaman kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Utamanya Dakwah, Tak Terhalang Musibah

16 September 2020   20:51 Diperbarui: 16 September 2020   21:09 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah Syekh Ali Jaber, sosok yang beberapa hari ini ramai menjadi pemberitaan. Beliau mendapatkan ujian, kejadian terduga yang melukai fisiknya saat menjalankan safari dakwah. Terlepas dari beragamnya sudut pandang pemberitaan, setidaknya ada kebaikan yang bisa diteladani dari beliau saat menghadapi sesuatu tak terduga. 

Dari laman Media Indonesia (14/09/2020) dituliskan, Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi Arianto memastikan kegiatan dakwah atau syiar agama yang dilakukan Syekh Ali Jaber di wilayahnya akan tetap berlanjut hingga programnya di provinsi ini selesai. Selain itu, lanjut dia, pihaknya pun akan memfasilitasi keamanan Syekh Ali Jaber saat melakukan dakwah. [1]

Kondisi terakhir Syekh Ali terkini pun sudah membaik. Adapun luka dari tusukan tersebut mengenai lengan kanannya. "Ini sedang menuju ke Jakarta, sudah membaik alhamdulillah," kata Asisten Pribadi Syekh Ali Jaber, Abu Aras kepada Tribunnews, Senin (14/9/2020). Bahkan, meski baru saja ditimpa tragedi, Syekh Ali Jaber dipastikan tetap melanjutkan tausiyah dan safari dakwah di kota-kota lainnya. [2]

Pelajaran berharga yang dapat diambil dari apa yang terjadi adalah, bahwasanya ulama senantiasa mengutamakan agenda dakwahnya. Apa yang sudah diprogramkan tetap berupaya dijalankan, tak terkendala oleh luka. Hal ini bisa dipahami, karena ulama pasti memahami dengan baik bahwa dakwah adalah kewajiban agung, yang pelaksanaannya diibaratkan sebagai poros hidup bagi muslim. 

Setiap pribadi Muslim yang telah balig dan berakal, baik laki-laki maupun wanita, diperintahkan untuk berdakwah. Allah SWT berfirman yang artinya: "Karena itu berdakwahlah dan beristiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepada kamu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka" (TQS asy-Syura [42]: 15).

Rasulullah saw. pun bersabda: "Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat" (HR al-Bukhari). Lebih dari itu, Rasulullah saw. menyebut 'inti' dari agama ini (Islam) adalah nasihat. Beliau bersabda: "(Inti) agama (Islam) ini adalah nasihat" (HR at-Tirmidzi).

Oleh karena itu tugas dan kewajiban dakwah berlaku umum atas setiap Muslim. Hanya saja, ada diantara Muslim yang lebih utama dibanding seluruh orang mukmin dalam setiap waktu dan kesempatan, mereka ditinggikan dengan ilmu dan dihiasi oleh hikmah, melalui mereka diketahuilah halal-haram, haq-batil, dan keburukan dari sesuatu yang bermanfaat dan kebaikan dari sesuatu yang buruk. Mereka lah yang dinamakan ulama. 

Ulama dibutuhkan umat, sebab merekalah yang menjadi penerang di tengah umat dari gelapnya kemaksiatan. Terlebih di zaman sekuler yang mengondisikan iklim masyarakat jauh dari aturanNya, keberadaan ulama sangat penting demi mengembalikan Islam ke tengah-tengah kehidupan. Mengembalikan Islam sebagai rujukan dalam setiap laku perbuatan, bukan lagi sebatas labelling atas identitas keyakinan semata. 

Maka, dengan kemuliaan tugas di atas, sangat relevan bila Islam memuliakan ulama. Sama sekali tak membenarkan melecehkan dengan lisan, apalagi melukai secara fisik. Lebih dari itu, dikatakan bahwa daging mereka beracun, maka bukanlah kesudahan yang baik jika mengusik jalan dakwah mereka, termasuk pribadinya. Itulah mengapa, jaminan keamanan bagi ulama dan dakwahnya adalah bagian penting yang perlu diperhatikan. 

Sayangnya, di akhir zaman seperti ini jaminan keamanan dakwah terkesan kian perlu kewaspadaan. Kasus-kasus yang menimpa ulama kerap mewarnai media. Namun demikian, seorang ulama akan tetap ada untuk tuntaskan agenda dakwah. Bahkan luka fisik tak menjadi kendala untuk terus melaju mencerahkan umat dengan ilmu. Sebab demikian juga yang sekiranya dapat dipetik dari teladan Nabi dan shahabat di masa lalu. Mereka sering pulang usai penaklukan dengan kondisi luka, namun amar makruf sesudahnya tak terhalang. Agenda dakwah tetaplah yang utama, ada atau tiada musibah menimpa. []

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun