Mohon tunggu...
aqilla rhania
aqilla rhania Mohon Tunggu... Dokter - FKUI 2019

Jakarta, 8 oktober 2001

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tugas Individu 3 kelompok 11: Cut Aqilla Rhania

19 Agustus 2019   20:56 Diperbarui: 19 Agustus 2019   22:24 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Esai Isu Kedokteran : Pengobatan Alternatif vs Konvensional
Cut Aqilla Rhania

Pengobatan alternatif merupakan pengobatan yang belum teruji secara klinis sehingga sifatnya hanya sebagai pendukung pengobatan konvensional. 

Pegobatan alternatif juga hanya bersifat sebagai pencegahan, pelengkap pengobatan primer yang merupakan konvensional, dan juga sebagai suplemen. Pengobatan alternatif sendiri dibagi menjadi 3 kategori. Pertama, yaitu jamu, jamu belum terbukti secara klinis tentang kandungan dan efek sampingnya. 

Jamu hanya terbukti dari testimoni pasien-pasien yang berhasil dengan pengobatan tersebut. Kedua, yaitu Obat Ekstrak Alam, jenis ini sudah teruji khasiat  dan toksisitasnya tetapi belum diuji kepada pasien dan baru diuji lewat binatang. K

etiga, yaitu Fitofarmaka, jenis ini sudah diuji melewati 3 tahap yaitu uji praklinik (uji khasiat dan toksisitas), uji teknologi farmasi (menentukan bahan berkhasiat secara mendetail hingga terbentuk produk yang sudah terstandarisasi), uji klinis (pada pasien)1. Sayang nya pengobatan alternatif jenis fitofarmaka baru tedapat 5-7 jenis karena biaya penelitian yang mahal.

Sedangkan, pengobatan konvensional merupakan pengobatan yang sudah  diuji secara klinis serta memiliki bukti ilmiah yang menerapkan Evidence Based Healthcare pada penerapan klinisnya1. Membuat pengobatan konvensional lebih terbukti paten nya sehingga menjadi pengobatan utama dalam dunia medis modern.

Sudah banyak pro dan kontra yang sering dibicarakan tentang pengobatan alternatif dan konvensional. Masyarakat yang memilih pengobatan alternatif sendiri juga mempunyai alasan yang kuat, bukan semata-mata karena kurang nya pengetahuan mereka tentang dunia medis modern atau ketidak percayaan terhadap sains. 

Faktor utama nya adalah kegagalan atau tidak adanya kemajuan pada pengobatan modern atau konvensional2. Saat pasien yang menderita kanker keluar dari kemoterapi dan operasi yang agresif, pasien tersebut merasa mempunyai pilihan. Ia jadi memiliki kontrol yang lebih terhadap tubuh mereka3. 

Walaupun dokter-dokter sudah sangat tegas tidak menyarankan pengobatan alternatif, tetapi pasien yang sudah merasakan sakitnya kemoterapi dan setelah banyaknya operasi yang harus dijalanni, ia pun lebih memilih menjauhi pengobatan konvensional yang perawatan dan penangan nya agresif untuk pengobatan yang memenuhi kebutuhan jiwa dan emosional3. Gaya hidup "kembali ke alam"  yang sedang terkenal juga mendukung naiknya pemakaian obat herbal2. 

Mahalnya tindakan pengobatan modern juga menjadi salah satu fator banyaknya pengguna pengobatan alternatif. Mitos tentang kecilnya atau tidak adanya efek samping pada  penggunaan obat-obatan alternatif juga berperan besar dalam banyaknya pengguna obat-obat alternatif.
 Faktanya, pengobatan alternatif tidak semuanya aman. Mitos tentang pengobatan alternatif tidak atau hanya sedikit efek sampingnya, belum pasti kebenarannya1. 

Banyak pengobatan alternatif yang belum diketahui kandungannya sehingga dapat berbahaya jika dicampur dengan medikasi dari pengobatan konvensional1. Mayoritas orang yang menggunakan pengobatan alternatif mengetahui atau mendapatkan informasi tentang tempat pengobatannya melalui perkataan dan omongan orang-orang yang telah mencoba dan berhasil terlebih dahulu. Ini merupakan salah satu alasan mengapa pengobatan alternatif sulit diterima oleh komunitas medis yang sekarang mempunyai pedoman Evidence Based Healthcare1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun