Saat ini, kita hidup di era teknologi dengan akses informasi tak terbatas. Jutaan jawaban dapat kita temukan tanpa harus bersusah payah. AI, sebagai salah satu bentuk perkembangan teknologi dapat menyelesaikan permasalahan yang kita alami dalam hitungan detik.Â
Namun, dari semua kemudahan ini muncul pertanyaan yang membuat kita bertanya-tanya: Apakah kemudahan yang diberikan AI membuat otak kita semakin pintar? Atau semakin bodoh?
Penggunaan AI yang berlebihan dapat menimbulkan rasa ketergantungan serta kemalasan. Ketika kita terlalu bergantung pada AI untuk memberikan jawaban instan, otak kita tidak terlatih untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah sendiri. Ini seperti otot yang tidak pernah dilatih, lama kelamaan jadi lemah.
Begitupun dengan menulis. Sekarang, banyak orang yang meminta AI untuk menuliskan email ataupun esai. Tinggal copy, paste, selesai. Kita tidak lagi berpikir, tetapi hanya menerima hasil jadi
Namun, penting untuk diingat bahwa AI juga dapat sangat membantu jika digunakan dengan benar. AI dapat menjadi alat untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kita. AI dapat membantu dalam menyelesaikan hal-hal yang rumit dan mengakses informasi dengan cepat.
KIta bukanlah menolak AI, tapi menggunakannya dengan lebih bijak. AI adalah alat ciptaan manusia, dan selayaknya alat lainnya, hal itu tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Pisau dapat digunakan untuk membuat makanan yang lezat, tapi juga bisa membahayakan jika jatuh ke tangan yang salah. Begitupun dengan AI.
Jadi, apakah AI membuat kita bodoh? Tidak. Tapi bagaimana kita menggunakan AI yang membuat kita menjadi bodoh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI