Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Kesuksesan Terbesar dalam Hidupku, "Mampu Melawan Rasa"

17 Desember 2017   13:25 Diperbarui: 17 Desember 2017   18:33 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Apa sih yang kita pikirkan jika mendengar kata sukses? kebanyakan orang berpikir bahwa sukses itu adalah setiap orang yang mempunyai banyak uang atau kaya, orang yang memiliki jabatan tinggi, orang yang terkenal, dan lain-lain sebagainya. Bagi saya Sukses itu anugerah, didasarkan pada bagaimana kita mampu mengerjakan suatu hal, untuk dapat bergerak maju mencapai tujuan. Ibu ku pernah bilang, apapun yang kamu kerjakan, ingatlah itu semua bukan karna uang, tetapi karna ingin melawan rasa malas yang mengakar didalam diri kamu, mampu selalu membuat ayah dan ibu bahagia. 

Ibu yakin jika kamu mampu melakukan itu, itu adalah kesuksesan terbesarmu. Jadi kesuksesan itu bagaimana cara kita keluar dari zona nyaman, mampu mengerjakan sesuatu, selalu ingin tahu akan hal-hal baru dan selalu mencoba lebih baik dari sebelumnya. Menjadi lebih baik dari sebelumnya itu ketika kita selalu merasa salah, selalu merasa diri kita ini tidak lebih baik dari orang lain. Ketika hendak melakukan kesalahan, ingatlah bahwa kelak yang akan membawa orangtua mu kesurga adalah dirimu.  

Kesuksesan pertama yang pernah saya capai adalah, ketika saya selalu juara 1 waktu SD. Dimana masa-masa SD itu dimana saya belum tau apa-apa sampai saya tau. Karena notabennya saya tidak TK. Jadi SD adalah pertama saya sekolah, dimana pasti ada rasa takut dan rasa malu. Tapi bagaimana saya bisa meraih itu? Ya, dengan melawan rasa, rasa yang dimaksud adalah  rasa malas untuk belajar, rasa malas untuk ingin tahu, rasa malas untuk mencoba hal baru. Mungkin bagi orang lain itu bukanlah sebuah kesuksesan besar, tapi lihat bagaimana usaha kita memperoleh itu. Melewati berbagai tahap, mendapat juara itu butuh usaha, butuh proses. Dari kita harus aktif di kelas, harus mendapat nilai yang bagus setiap ulangan, harus melewati fase yaitu ujian semester dan tidak sering absen. Dari hal kecil saja ini saya sudah bangga, sudah mampu membuat ayah dan ibu bahagia tanpa harus dengan uang.

Kesuksesan saya yang kedua itu adalah ketika SMA, saya juga selalu mendapat juara 1 dikelas. Hingga akhirnya saat ujian nasional saya mendapat juara 1 Umum pada jurusan IPS. Waktu itu saat acara perpisahan sekolah sekaligus pengumuman kelulusan, yang dihadiri oleh semua  wali murid dan seluruh guru. Bagaimana saya tidak bangga, ketika nama saya disebut dengan lantangnya di atas panggung bahwa saya juara 1 ujian nasional, dan nama orang tua saya disebut. Terharu, dan saya tidak bisa berkata apa-apa. 

Mungkin juara itu bukanlah hal besar bagi sebagian orang, tapi itu kesuksesan yang sangat besar bagi saya,  pernah merasakan naik diatas panggung bersama orang tua karna prestasi. Bagaimana bisa? Kembali lagi bagaimana usaha kita, itu semua tidak akan bisa diraih tanpa usaha dan kerja keras.

Kesuksesan yang ketiga yaitu, ketika saya lolos seleksi paskibraka se-kecamatan untuk memperingati hari kemerdekaan indonesia. Ya, tingkat kecamatan itu masih tingkat rendah, tapi jika melihat perjuangan seorang paskibraka itu berat, harus latihan dari pagi sampai sore melawan panasnya terik matahari, meninggalkan jam pelajaran, kulit yang awalnya putih bisa saja gosong, dan capek. Tapi jika melakukan itu dengan ikhlas, dan harus ada niat dalam diri, pasti apa yang kita lakukan tidak akan sia-sia. Saya selalu menanamkan dalam diri, bahwa sesulit apapun itu pasti bisa terlewati, disertai dengan usaha yang tiada henti.

Kesuksesan saya  yang ke-empat adalah ikut pelatihan kepemimpinan se-kabupaten, saya bersama 4 teman saya adalah generasi pertama yang mewakili SMA saya. Kembali ke definisi sukses bagi saya "Sukses itu anugerah, didasarkan pada bagaimana kita mampu mengerjakan suatu hal, untuk dapat bergerak maju mencapai tujuan". Nah, latihan kepemimpinan ini merupakan suatu hal yang sangat berat untuk dapat saya kerjakan waktu itu. Dalam waktu 5 hari menginap di salah satu SMA, jadi seperti karantina. Dalam pelatihan ini, saya benar-benar merasakan bagaimana itu berjuang melawan rasa lapar, haus, capek, ngantuk, dan malas. 

Kami semua peserta latihan kepemimpinan benar-benar dilatih bagaimana menjadi seorang pemimpin yang benar. Latihan ini seperti latihan masuk tentara. Tapi, semua kesulitan, semua rasa, ternyata dapat saya lewati. Ini adalah sebuah kesuksesan yang besar. Padahal pada hari ke-tiga saya hampir menyerah dan ingin pulang. Tapi karna saya membawa nama sekolah, dan teman-teman saya selalu memberi semangat bahwa saya bisa. Dari situlah semangat saya kembali lagi.

Kesuksesan saya yang ke-lima adalah ketika saya mampu menghilangkan rasa menyesal. Ketika saya hendak kuliah, sebenarnya saya ingin mengambil jurusan akuntansi, tapi orang tua saya tidak setuju. Mereka ingin saya kuliah di pendidikan, ya dengan terpaksa aku mengikuti permintaan orang tua ku. Namun mereka tidak tau kalau aku melakukan itu dengan terpaksa. Pernah berpikir bahwa " mengapa aku harus mengikuti keinginan orang tua ku, yang kuliah aku, bukan mereka". Tapi, itu salah, jika aku terus berpikir seperti itu akan membuat orang tua ku bersedih. Karna aku hidup bukan untuk membuat mereka bersedih. Apapun yang ku lakukan jika tujuannya membuat mereka bahagia, insya allah akan selalu berkah.

Pencapaian yang saya maksud diatas adalah bagaimana cara nya agar bisa membuat ayah dan ibu bisa bahagia. Tidaklah hidupku hanya untuk orang tua ku? Bukankah surga ditelapak kaki ibu? Ya, senyum bahagia orang tua adalah segalanya. Membahagiakan orang tua adalah impian seorang anak. Dengan cara "Melawan Rasa Apapun itu". Kelima kesuksesan itu, bukanlah tanda untuk saya berhenti. Melainkan sebuah anak tangga yang mampu mengantarkan saya pada pencapaian selanjutnya. 

Untuk kesuksesan yang ingin saya raih selanjutnya adalah saya harus lulus kuliah dengan predikat Cumlaude. Agar nanti waktu wisuda aku mampu membawa orang tua duduk di kursi paling depan dan melihat ku memakai toga dengan selempang bertuliskan Cumlaude. Lalu yang ingin saya raih selanjutya adalah menghajikan kedua orang tua ku dengan uang hasil kerja keras ku sendiri, itu adalah mimpi ku dari kecil. Semoga ALLAH SWT mengabulkan nya.amin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun