Mohon tunggu...
Aprilia Sari Yudha
Aprilia Sari Yudha Mohon Tunggu... Guru - Hasbunallah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

How To Be "Pengasuh" yang Sesuai

20 September 2018   22:46 Diperbarui: 20 September 2018   23:02 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bahrain.desertcart.com

"Kelekatan merupakan suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua". 

Diatas merupakan pengertian kelekatan yang dikemukakan oleh Mary Ainsworth pada tahun 1969 (MC Cartney & Dearing, 2002). Kelekatan merupakan Bentuk paling awal dari hubungan yang erat antara 2 orang (bayu dengan pengasuhnya). 

Berbicara mengenai pengasuhan, dewasa ini, banyak orang tua yang tidak mampu bahkan tidak mau mengasuh anak nya dikarenakan sibuk bekerja. Orang tua akan menitipkan anaknya kepada keluarga atau orang terdekat seperti nenek, kakek, bibi atau paman. 

Bahkan tidak sedikit juga yang menggunakan jasa baby sitter, yang nottabene nya kita sadari bahwa anak kita akan diasuh oleh orang yang sekalipun kita belum mengenalnya. 

Pengasuh tentunya memiliki pola asuh atau gaya pengasuhan anak asuhnya. Jika pengasuh tidak dapat memberikan pengasuhan yang layak dan baik, maka otomatis akan mengganggu sosio emosional anak, bukan?

Sebagai pengasuh, yuk kenali, pola asuh apa sih yang sebenernya harus kita terapkan kepada anak asuh kita. Check this out!

1. Pola asuh otoriter, pada pola asuh otoriter ini orang tua atau pengasuh akan membuat peraturan-peraturan yang tidak didiskusikan kepada anak. Pengasuh tidak segan-segan akan memberkan hukuman dengan semena-mena dan dengan paksa jika anak melakukan kesalahan. Nah, hal ini tentu saja akan berdampak negativ sekali untuk perkembangan anak. 

Anak akan cenderung menarik diri, kurangnya rasa kepercayaan diri anak, bahkan ada yang susah sekali diajak berkomunikasi dengan orang tua yang tidak ikutmengasuh dalam sehari-hari.

2. Pola asuh permisif,  adalah pola asuh dimana orang tua atau pengasuh tidak mau terlibat dan tidak mau pusing memikirkan kehidupan anak.  Sehingga orang tua atau pengasuh yang permisif akan memberikan kebebasan penuh kepada anak tanpa memberikan pengontrolan secara baik. 

Orang tua akan memberikan kebebasan kepada anak serta kurang memberikan bimbingan dan arahan. Jadi anak akan memiliki kepercayaan diri yang kurang, karena anak merasa tidak penting dalam keluarga. Nah, kedu pola asuh seperti diatas ini harus dihindari ya..

3. Pola asuh otoritatif, orang tua atau pengasuh cenderung memiliki rasa kepercayaan diri atas kemampuan mereka dalam mengarahkan anak. Pengasuhg menghargai keputusan, pendapat anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun