Mohon tunggu...
Prof Dr Apridar SE M Si
Prof Dr Apridar SE M Si Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Syiah Kuala

Guru besar ilmu ekonomi studi pembangunan Rektor Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (apridar@unsyiah.ac.id)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Rahmat dan Karunia

15 Januari 2022   18:00 Diperbarui: 15 Januari 2022   18:05 5125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RAHMAT merupakan rezeki atau hidayah yang diberikan Allah SWT sebagai rasa kasih sayang dengan kelembutan yang menuntut berbuat baik kepada makhluknya. Kepada umat Islam dituntut untuk bahagia terhadap rahmat dan karunia Allah SWT. Kebahagian tersebut dapat dibuktikan dengan memperbanyak membaca Al Quran serta mentadaburi makna-maknanya. Sehingga dengan memahami dapat mengamalkan dalam kehidupan serta mampu menyebarkan kebajikan tersebut.

Untuk para ulama menjadi kewajiban dalam menggerakkkan kemampuan seoptimal mungkin untuk membela Al Quran dari manusia dhalim yang mencoba untuk mencari-cari kelemahan kandungan yang mulia tersebut. Kebajikan dari kalam ilahi tersebut  menjadikan kandunganNya sesuai bagi semua lintas waktu dan tempat. Sehingga Al Quran selalu "up to date" dari berbagai zaman.

Sebagai mana yang dilakukan oleh kaum Banny Ummaiyah telah dapat membuktikan kalam ilahi tersebut menjadi rahmat sekalian alam. Sehingga menjadi tantangan bagi kita sekalian, untuk dapat membuktikan pada dunia bahwa banyak petunjuk dari kalam ilahi dapat diimplementasikan dalam karya nyata serta mampu meningkatkan kinerja. 

Sehingga tidak berlebihan apabila kepada umat muslim untuk gembira dan senang terhadap rahmat Allah SWT. Kita patut untuk mensyukuri terhadap  Islam dimana kita akan selalu bahagia terhadap kewajban  untuk beribadah, karena dengan kewajiban tersebut menjadikan jiwa dan raga akan semakin senang dan bahagia. Berbagai ibadah, seperti berpuasa, mengeluarkan zakat, Infaq dan sadakah serta membaca kalam Ilahi dapat menjadikan hati semakin baik serta terhindar dari berbagai penyakit hati.

Banyak penyakit hati yang dapat terhindarkan serta dapat memperbaiki jiwa dari sifat iri, dengki, hasat, ria yang dapat menghilangkan terhadap berbagai ibadah yang telah terkumpulkan. Komitmen umat Islam untuk selau belajar serta mempersiapkan diri dengan ilmu yang bermanfaat, agar dapat memahami hukum terhadap ibadah yang akan dilakukan. Bagi mereka yang berilmu akan dinaikkan beberapa darajad dari pada mereka yang tidak berilmu.

Seperti halnya dalam menghadapi bulan suci ramadhan , hendaknya kita berusaha maksimal untuk memperbaikai terhadap niat. Dimana semua kigiatan yang kita lakukan dapat memperoleh nilai ibadah dari niat yang baik. Kemudian kita harus selalu berusaha untuk mengerjakan ibadah yang ada kebaikan terhadap orang lain. Sebagai mana zikir yang sealalu kita kerjakan, hendaknya dapat mengajak yang lain untuk melaksanakan pekerjaan mulia tersebut.

Ibadah yang bersifat mutaadiah yaitu perbuatan baik yang ditingkatkan dengan mengajak orang lain untuk berbuat kebajikan tersebut. Perhatian yang kita lakukan terhadap semua mahluk merupakan "husnul khuluk" yang mesti kita lakukan. Sehingga kita akan memperoleh amal-amal yang setinggi-tingginya. Dengan ilmu yang kita miliki kita harapkan dapat memperoleh nilai lebih dari setiap amal yang dikerjakan dengan tulus dan iklas.  Sehingga rahmat dan karunia akan membawa kita kepada kesejahteraan yang lebih hakiki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun