Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Catatan ADSN 34, Cinta Monyet

20 Oktober 2018   20:57 Diperbarui: 20 Oktober 2018   20:57 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siang hari di pojokan sekolah, gawai menemani dengan setia. Pikiran berkecambuk entah ke mana. Bayangan masa SMP di Cariu melintas dan menetap dalam otak. Seperti enggan keluar sampai ku tuangkan dalam gawai.

Baiklah, aku akan memulainya. Tahun 1984 bapakku mendapat SK menjadi Camat di Kecamatan Cariu waktu itu masuk  Kewadanaan Jonggol Kabupaten Bogor. Bapak memboyong keluarga ke Cariu, saat itu aku masih kelas 4 SD.

Adaptasi udara di Cariu terasa berat, karena panas, sangat beda ketika tinggal di Bandung. Alhasil sekujur tubuh penuh dengan biang keringat, terasa panas dan perih. Seiring berjalannya waktu, biang keringat sudah enggan singgah di tubuh lagi, syukurlah tubuhku sudah kebal dengan panas.

Waktu aku tinggal di sana, Cariu masih kampung, kendaraan umum masih jarang, yang ada mobil bak terbuka dan ojeg. Masa SD aku lalui penuh suka cita,  masa SMP lebih menyenangkan, karena aku sudah menyukai lawan jenis, anehnya aku tidak tertarik dengan teman sekelas, aku mengincar kakak kelas.

Ketika kelas 1 SMP, aku menyukai kakak kelas, dia kelas 3 SMP, melihat dari kejauhan dah dag dig dug, hanya bisa  melihat dari jauh, sampai dia lulus SMP. Oh iya waktu itu orang tuanya buka kios sepatu di pasar, kalau ibu nyuruh ke pasar, wuih seneng sekali, lewat kiosnya saja sudah seneng apalagi liat wajahnya, hehehe. Bisa bulak balik lewat kiosnya.

Dia sudah lulus, aku cari lagi korban selanjutnya, hahaha. Aku sering pulang bareng dengan kakak, kebetulan satu sekolahan denganku, otomatis aku kenal dekat dengan teman-temannya.

Kakak punya sahabat yang sering pulang bareng, yaitu Endang dan Ato, bahkan kita berempat pernah foto bersama. Ato teman kakak, kalau jalan disampingku suka ngeledek, loncat-loncat biar tingginya sama denganku, ups.

Aku senang bisa bersahabat dengan teman kakak, padahal sih modus juga, karena salah satunya ada yang aku suka. Wakwaw. Aku menikmati masa SMP dengan suka cita, tinggal di Cariu sangat menyenangkan.

Sayang sekali persahabatan kami harus putus, karena tahun 1988 bapak pindah tugas ke Depok. Mereka mengantar sampai ke Depok, dan berpisah. Ada rasa sedih juga berjauhan dengan mereka dan cinta monyetpun berakhir dengan sendirinya, karena dia tidak tau aku menyukainya. 

Hiks.

ADSN, 201018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun