Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Pengalamanku Mengajarkan Anak Berpuasa

20 Mei 2018   09:29 Diperbarui: 20 Mei 2018   09:59 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tak terasa bulan Ramadhan telah tiba, kaum muslimin menyambut dengan bahagia. Bulan yang penuh berkah datang setahun sekali, begitupun dengan keluargaku, kami antusias menyambut bulan puasa. Ada rasa yang berkurang puasa tahun ini, biasanya keluarga kecilku berkumpul semua sekarang berkurang satu, anak sulungku menjalankan puasa pertama kali jauh  dari kami, ia menuntut ilmu di Bandung, pengalaman pertama berpuasa sebagai anak kos.

Aku jadi teringat beberapa tahun kebelakang ketika ia dan adiknya masih kecil, awal ia berpuasa, aku mengenalkannya puasa ketika ia masih nol kecil, sebelum sekolah seperti biasa anakku sarapan pagi, tapi aku tidak membawakan bekal makanan dan minuman ketika anakku ke sekolah, aku memberi pengertian sekarang bulan puasa ibu guru juga sedang berpuasa jadi Sekar harus menghormati mereka, anakku nurut tidak bawa bekal makanan dan minuman ke sekolah.

Tapi ketika pulang sekolah ia protes, karena teman-temannya dengan bebas makan di kelas, tapi aku tetap pada pendirian ia boleh makan dan minum ketika dirumah, secara tidak langsung ia belajar menghormati orang berpuasa. Pulang sekolah jam sebelas sampai di rumah, sesuai kesepakatan dia boleh makan dan minum sepuasnya, pas adzan Dzuhur dia stop makan dan minum sampai ashar, begitu terus sampai dia terbiasa, hari berikutnya dibiasakan buka puasa ketika adzan dzuhur, setelah itu lanjut puasa lagi sampai magrib, lama-lama dia terbiasa dan tidak protes lagi.

Tahun berikutnya ketika usianya lima tahun aku biasakan dia sahur, pertama sahur dia susah bangun, minum susu dan makan ditempat tidur, aku menurutinya yang penting dia sahur, hari pertama aku melatihnya sampai dzuhur seperti tahun sebelumnya, ketika adzan dzuhur ia makan dan minum sepuasnya selama satu jam, setelah itu puasa sampai magrib.

Begitu terus selama seminggu, aku terus menerus memberi pengertian tentang makna puasa tentu dengan bahasa anak-anak, minggu ke-dua dicoba buka puasa sampai ashar, awalnya agak sulit dan rewel tapi aku alihkan dengan bercerita atau diajak tidur, lama-lama ia berpuasa sampai magrib, aku memberi reward ketika anak-anakku berhasil puasa sampai waktu yang ditentukan.

Anak-anakku sangat semangat berpuasa karena pikirannya ketika Idul Fitri uangnya tambah banyak. Hehehe. Cara seperti ini aku terapkan juga pada anak ke-dua. Alhamdulillah ketika kelas satu SD mereka berpuasa sebulan penuh, masih diberikan  reward tentunya.

Aku mengenalkan puasa kepada mereka dengan cara menyenangkan, bukan pemaksaan atau menakut-nakuti, ketika aku sedang "kedatangan tamu bulanan" sengaja aku tidak makan dan minum, aku menjelaskan bahwa bundanya menghormati Sekar dan Raihan (nama anak-anakku) yang sedang berpuasa. Dengan cara seperti itu dengan tidak langsung memberi pemahaman kepada mereka, bahwa kita harus menghormati orang yang sedang berpuasa, jangan mentang-mentang tidak sedang puasa makan dan minum di tempat umum. Anakku yang perempuan sampai sekarang tidak berani makan di tempat umum ketika ia sedang tidak puasa.

Itulah sedikit pengalaman dariku ketika mengenalkan anak berpuasa, butuh kesabaran, terkadang tidak tega ketika mereka memasang muka memelas, tapi kita jangan kalah, alihkan dengan kegiatan yang menyenangkan. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, karena ketika mereka puasa sampai magrib reward di depan mata. Hehehe. Salam.

ADSN, 20052018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun