Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Batuk yang Pengertian

10 Desember 2017   21:02 Diperbarui: 10 Desember 2017   21:23 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BATUK yang PENGERTIAN(Curhatan ADSN)

Kebiasaan buruk saya adalah selalu menunda-nunda pekerjaan, begitupun ketika di hubungi oleh bu Budi, beliau adalah orang yang dipercaya menjadi ketua Perindo (Persatuan Ibu-Ibu Sucofindo Cabang Cirebon, dan kebetulan saya sebagai wakil sekretaris), meminta saya untuk mengisi acara yang akan diadakan oleh Sucofindo. Memang kantor tempat suami saya bekerja, setiap tahun mengadakan acara Family Gathering, dengan maksud mengakrabkan antar keluarga karyawan, yang saya rasakan hubungan persaudaraan sangat erat antar istri Sucofindo Cabang Cirebon.

Kembali ke telepon tadi, bu Budi meminta saya untuk membaca puisi, karena beliau tahu saya sering membaca puisi dan hoby membuat puisi. Saya menyanggupi karena ini tampil perdana saya membaca puisi di kantor suami. Bu Budi menjelaskan gambaran puisi yang saya buat seperti apa. Itu sebulan sebelum hari H.

Di gawai saya grup Perindo ramai sekali, semangat ibu-ibu sangat terasa, mereka membahas penampilan yang akan ditampilkan nanti, akhirnya ada kesepakatan dari perindo akan manampilkan tampilan anak-anak adalah tari merak, ibu-ibunya nari mamere dan puisi. Saya hanya bisa memantau di Gawai, latihan anak-anak dan ibu-ibu kelihatan sangat seru, dengan kiriman foto-foto yang kocak-kocak, saya tidak bisa bergabung karena latihannya pagi-pagi dan saya harus bekerja, sedang saya belum terpikirkan puisi apa yang akan saya buat, belum ada gambaran sama sekali, malah puisi lain mengalir deras, tapi saya tidak ambil pusing karena saya yakin ide akan muncul bila kepepet, hehehe.   

Karena kesibukan dan tugas sekolah yang banyak, akhirnya puisi itu agak terabaikan, saya baru teringat lagi ketika waktu sudah mendekati, yaitu dua hari sebelum acara, tapi masih blank, karena saya sering pulang sore kebetulan bulan Desember banyak workshop yang harus saya datangi, pulang ke rumah dalam keadaan lelah.

H-1 saya mencoba konsentrasi membuat puisi dengan gambaran suasana malam yang ceria, saya membayangkan rona bahagia pada setiap keluarga, kerena bisa kumpul dengan keluarga, anak-anak yang berlarian di ruangan, para karyawan yang sumringah karena sejenak melupakan kesibukan pekerjaannya, terutama tersedianya makanan yang lezat-lezat, makan sepuasnya gratis lagi. Saya mencoba membayangkan seperti itu, alhamdulillah ide mengalir deras, tapi tidak PD khawatir menyinggung yang lain saya coret lagi, ada perasaan khawatir menggambarkan suasana kantor suami.  

Saya yakinkan diri sendiri bahwa saya bisa dan harus yakin, karena ini bukan puisi pertama yang saya buat, bukan sombong sudah ratusan puisi yang telah saya hasilkan, dengan bukti saya sudah membukukan puisi-puisi saya,  buku saya yang terbaru adalah Merenda Impian, disitu ada sembilan puluh puisi, kenapa sembilan puluh tidak seratus?, 

karena itu berhubungan dengan tanggal lahir bulan dan tahun kelahiran saya, sedikit maksa sih hehehhe, kira-kira tanggal, bulan dan tahun berapa saya lahir?, hehehe, jadi tebak-tebakkan. Kembali ke laptop kata Tukul Arwana sih, saya belum yakin dengan puisi yang akan saya tampilkan, jujur pimpinan suami saya agak galak, kalau saya menyinggung beliau khawatir suami yang kena, itu berkecambuk di pikiran saya. 

Akhirnya malam-malam saya paksakan harus selesai, puisi itu masih di buku catatan saya (buku corat-coret puisi), saya paksakan karena pada tanggal yang bersamaan guru di sekolah saya akan menikah, konsentrasi saya agak terpecah, apalagi malam sabtu (acara family gathering malam minggu), tenggorokan saya sakit sekali, batuk-batuk juga, saya curhat di WA ibu-ibu banyak yang memberi masukan, makan kencur mentahlah, minum jeruk nipis campur kecaplah, minum jahelah, semuanya tidak sempat saya coba karena pagi-paginya saya menghadiri akad nikah guru yang di sekolah saya, setelah akad nikah saya mengantar anak periksa mata lumayan lama dari pukul 11.15 sampai pukul 15.45, waktu sangat mepet karena acara Sucofindo jam 17.00 harus sampai di  lokasi. Pimpinan yang sekarang sangat disiplin, kami sampai ke rumah pukul 16.15.

 Karena saya harus finger print dulu ke Sekolah. Berkejaran dengan waktu saya hanya cuci muka, dandan ala kadarnya (tidak ketinggalan) dan ganti baju, jreng-jreng lima belas menit kemudian sudah siap. Anak sulung saya yang perempuan agak lelet, saya harus berteriak mengingatkan waktu (biasa ibu-ibu). Sampai saya lupa suara agak serak, saya pasrah saja, bila batuk terus saya batal tampil, dan saya juga tidak tahu pasti tampil atau tidak karena saya baca di grup Perindo, bahwa acara sangat padat, jadi untuk tampil khususnya saya masih belum pasti, dan puisi itu belum sempat di ketik.

Alhamdulillah dua menit sebelum waktu yang ditentukan kami sudah sampai di lokasi, jalanan Kota Cirebon tidak terlalu macet jadi kami tidak sampai lima belas menit sudah sampai di tempat, Hotel Santika. Ketika saya duduk ada pantia yang memberi tahu bahwa di susunan acara puisi ditampilkan setelah maramere, langsung catatan puisi, saya salin di kertas HVS yang saya bawa dari rumah, tidak lucu juga saya membaca puisi dengan buku catatan saya yang kumel.

 Saya menahan diri untuk tidak makan makanan padat, karena menghindari pemicu batuk, saya hanya minum air putih karena tenggorokan terasa kering dan perih, seperti para artis harus profesional, itu yang saya terapkan, tidak enak juga mengecewakan yang lain, terutama ibu-ibu yang mempercayakan saya untuk tampil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun