Dosen Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) beserta mahasiswa KKN UPGRIS melakukan pengabdian dengan membina warga Desa Brumbung untuk mengembangkan usaha keripik pisang. Sebelumnya, produk tersebut sudah diminati oleh banyak orang di sekitar dea tersebut, hanya saja penggarapan dari sisi manajemen pemasaran dan keuangan masih kurang maksimal. Sesuai dengan rasanya yang juara, produk  ini dinamakan dengan "Sangset Juara." (Minggu,2 Januari 2020).
Pisang merupakan salah satu tanaman yang dapat tumbuh di berbagai tempat tanpa mengenal musim. Salah satu potensi di Desa Brumbung Kabupaten Demak adalah pisang.Â
Di desa ini pisang tumbuh sangat banyak dan warga menanam pisang disetiap lahan kosong yang dimilikinya. Hal inilah yang membuat salah satu warga memiliki ide untuk membuat pisang serut. Meski produk ini sudah banyak beredar di warung sekitar desa, potensi produk ini masih harus dikelola agar dapat memaksimalkan manfaat finansial untuk warga.Â
Usaha Pisang di desa Brumbung tergolong masih sederhana. Pisang yang sudah tua diolah menjadi pisang serut dengan diberikan perasa makanan sehingga memiliki rasa yang beraneka ragam.Â
Pengemasan produk dilakukan dengan bungkus seadanya dan pemasaran hanya dilakukan dengan dititipkan ke warung di sekitar rumah warga. Mengamati masalah dan potensi tersebut, maka Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPGRIS dan Mahasiswa KKN UPGRIS berusaha untuk memberikan pelatihan yang diharapkan akan bermanfaat untuk mengembangkan usaha keripik pisang tersebut.
"Keripik Pisang ini memiliki rasa yang enak dan rasa yang beraneka ragam, seharusnya pisang ini bisa dikemas lebih baik agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi" ungkap Noni, Dosen Fakultas Ekomi dan Bisnis UPGRIS.
Hal tersebut dibenarkan oleh pemilik pisang serut. Heni, sebagai produsen Pisang Serut, mengungkapkan bahwa dia belum tau bagaimana cara mengemas produk agar lebih menarik. Lebih dari itu, mereka masih kebingungan tentang cara memasarkan produk, mengurus PIRT, juga menentukan harga yang sesuai dengan Harga Pokok Penjualan.
Pada pelatihan yang melibatkan warga dan pejabat lingkungan setempat tersebut, Tim Dosen UPGRIS menerangkan cara sederhana untuk menghitung biaya produksi dan pemasaran.Â
Pada mulanya, Agus, Ketua RT setempat, dan Heni, masih ragu untuk meningkatkan harga jual dari produk mereka. Namun, setelah Tim Dosen memperagakan pemasaran sederhana dengan menggunakan media sosial, mereka mulai percaya diri.Â