Mohon tunggu...
Aplatun Nimah
Aplatun Nimah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya Aplatun Ni'mah salah satu mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang minat dan memiliki hobi di bidang musik dan dakwah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Budaya: Masyarakat Desa Cihaur Mengadakan Puputan Kelahiran Bayi

18 September 2025   16:14 Diperbarui: 18 September 2025   16:25 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

01 Juli 2024, Salah satu keluarga masyarakat desa Cihaur telah mengadakan tradisi puputan pada tanggal 29 Juni 2024 yang bertepatan di rumah Bapak Faisal dan Ibu Elina. Dalam adat jawa tradisi ini diadakan sebagai penyambutan bayi yang telah lahir, selain itu acara ini juga dapat menjauhkan bayi dari hal-hal negatif serta  memeberikan do'a dan harapan pada bayi tersebut. Upacara puputan ini dilakukan ketika bayi sudah berumur 5-12 hari atau ketika pusar bayi sudah putus.

Acara ini dilakukan dalam waktu satu hari, jika keluarga yang mampu biasanya acara ini sekaligus diadakan aqiqah yaitu dengan menyembelih kambing 2 untuk laki-laki dan 1 untuk perempuan. Adapun beberapa rangkaian acara yang dilakukan mulai dari ( Pemberian nama, memandikan bayi, saweran, berbagi nasi Adep-adep, ngubur bali, dan tahlilan). 

Pemberian nama biasanya sudah disiapkan oleh orang tua atau bahkan ada juga yang langsung diberikan nama oleh peraji, kemudian memandikan bayi dengan beberapa persyaratan yang sudah ditentukan dan terdapat makna dalam setiap barang tersebut seperti: Sisir ( yang bertujuan supaya hidup si bayi bisa lurus dan bisa menangani sebuah masalah ), Sabut Kelapa ( yang bertujuan agar hidup si bayi bisa bermanfaat bagi masyarakat ), Ayam Pitik ( Bertujuan guna si bayi bisa kerja keras untuk mencari nafkah dengan baik ).

Kemudian acara saweran, tradisi ini sudah ada sejak zaman Nenek Moyang yang masih dilakukan sampai saat ini. Pada saat prosesi saweran seluruh keluarga ikut serta dalam prosesi ini, prosesi saweran ini bertujuan sebagai rasa syukur keluarga besar terutama orang tua yang telah memiliki momongan.

Setelah itu, berbagi Nasi Adep-adep kepada saudara-saudara dan para tetangga disambung dengan prosesi ngubur bali yang dilakukan oleh Ayah dari anak tersebut. Dan prosesi terakhir yakni Tahlilan yang dihadiri oleh Bapak-bapak bertujuan mendo'akan keselamatan bayi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun