Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tayangan Televisi, Masihkah Mengedukasi?

11 Juni 2020   13:20 Diperbarui: 11 Juni 2020   13:17 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo-lambang-emblem.blogspot.com

Membaca artikel salah satu Kompasianer senior Zaldy Chan yang sempat menjadi artikel utama, ikut menggelitik minat saya kembali mengingat tayangan televisi masa lalu. Saat hanya tayangan stasiun televisi milik pemerintah yang memonopoli. Ya, Televisi Republik Indonesia (TVRI), menjadi satu-satunya televisi tunggal hingga tahun 1989 sejak mengudara pada tanggal 24 Agustus 1962.

Menurut Wikipedia, saat itu penayangannya memang masih dalam format hitam putih, dan digunakan untuk menayangkan acara penting seperti Upacara Kemerdekaan RI dari Istana Negara Jakarta. Liputan besar yang pertama ditayangkan adalah Asian Games pada tahun 1962 di Jakarta.

Seiring dengan perkembangan zaman, ragam acara pun kian bervariasi.  Ada program yang bersifat menghibur, mendidik dan informatif. Ria Jenaka adalah salah satu acara favorit saya waktu itu, satu-satunya acara humor yang tayang di siang hari. Masih ingat acara Bahasa Inggris untuk Kita?

Ketika stasiun televisi swasta bermunculan, program yang bersifat edukatif kian lama tergusur oleh program yang hanya bersifat informatif, dan kini justru menjadi sarana hiburan saja. Banyak penduduk Indonesia yang masih bergantung pada program hiburan yang ada di televisi, karena selain murah juga mudah.

Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), pada awal munculnya juga merupakan televisi pendidikan yang mendukung siaran TVRI, dengan berbagi saluran dan menayangkan beberapa program Pendidikan. Namun pada perkembangannya, siaran pendidikan pun bergeser dan lebih banyak tayangan hiburannya.

Hampir bersamaan waktu itu, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) dan Surya Citra Televisi (SCTV) juga memulai siarannya, dengan fokus program lebih banyak pada hiburan dan informasi. Acara yang umum ditayangkan oleh televisi swasta ini beberapa diantaranya adalah sinetron, yang merupakan drama seri atau merujuk pada kisah fiksi.

Selain itu juga ada acara musik, yang pada perkembangannya juga memiliki banyak ragam. Ada acara video music, tangga lagu popular atau pun gelar wicara dengan pelaku musik. Jika kita sekarang bisa menikmati sajian musik langsung di televisi, itu merupakan kelanjutan proses dari keberadaan acara televisi pada masa lalu.

Bagaimana dengan program informasi atau berita?  Setelah orde baru berakhir, muncul beberapa televisi swasta yang memiliki fokus pada siaran berita. Salah satunya adalah Metro TV, sebagai televisi berita pertama di Indosesia yang memulai siaran di akhir tahun 2000.

Saat ini telah banyak stasiun televisi berita seperti Kompas TV, tvOne, CNN Indonesia dan lainnya. Apakah beritanya juga mengandung unsur pendidikan? Ada, meskipun tak dapat dimungkiri bahwa beberapa stasiun televisi juga diboncengi niatan politik tertentu sehingga pemberitaan yang dikeluarkan kadang berat sebelah dan terkesan tidak adil.

Sebagai media penyiaran yang seharusnya mengusung misi edukasi, informasi dan hiburan, adakah televisi nasional yang telah bergeser jauh dari misi tersebut? Sebagaimana kita ketahui, persaingan yang ketat kadang membuat beberapa pihak melakukan segala cara untuk merebut perhatian publik. 

Adanya tayangan-tayangan yang kurang mendidik bermunculan, penonton disuguhi tontonan yang tidak sepantasnya. Tayangan untuk dewasa tak jarang disiarkan siang atau pagi hari, di mana anak-anak di bawah umur membutuhkan hiburan pada jam-jam tersebut.

Tayangan khusus untuk anak-anak sendiri makin berkurang, banyak yang memberi label segala usia tetapi pada praktiknya adalah tontonan bagi dewasa. Tak heran jika saat ini kejahatan juga sering dilakukan oleh anak-anak yang kurang pengawasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun