Memori akan Chairil Anwar
Sosok yang lahir di Medan pada 26 Juli 1922 ini merupakan penyair luar biasa yang diperkirakan sudah menelurkan sebanyak 96 karya sastra dan 70 puisi. Beliau lahir dari pasangan Toeloes dan Saleha sebagai seorang anak tunggal.
Nama beliau mulai dikenal pada usia 20 tahun, ketika beliau menerbitkan puisi yang berjudul 'Nissan' pada tahun 1942. Banyak puisi beliau yang merujuk pada kematian.
Mungkin untuk beberapa orang, puisi bertemakan hal tersebut terkesan menyedihkan dan menyeramkan di saat yang bersamaan.
Namun, jujur tidak banyak juga penyair yang bisa menulis karya mengenai kematian, tapi di sisi lain juga membuat kita berpikir bahwa hidup dan kematian merupakan sesuatu yang berhubungan dan pasti terjadi.
Beliau sempat menikah dengan Hapsah Wiraredja pada 6 Agustus 1946 dan dikaruniai dengan seorang anak perempuan bernama Evawani Alissa.
Penyair ini mungkin tidak diberikan Tuhan kesempatan lebih lama untuk menulis karyanya, beliau meninggal pada 28 April 1949 di Jakarta karena sakit. Beliau wafat di usia yang belum menginjak 27 tahun, usia yang sungguh muda.
Saya sempat berpikir, apakah karya beliau yang banyak membahas mengenai kematian, dipengaruhi oleh intuisi Chairil yang sudah mengira beliau akan wafat di usia muda?
Saya tidak tahu dan mungkin tidak ada yang tahu kecuali beliau sendiri.
Chairil Anwar sudah menerbitkan cukup banyak karya, seperti Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan yang Putus (1949), Tiga Menguak Takdir (1950), Aku Ini Binatang Jalang: koleksi sajak 1942-1949, Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948), dan masih banyak lainnya.