Mohon tunggu...
Anugrah Mamenongkati Setiadji
Anugrah Mamenongkati Setiadji Mohon Tunggu... Lainnya - Anugrah M S - 06 - XI MIPA 1

28'22

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Petualangan Daffa dan Akbar

11 Januari 2021   13:02 Diperbarui: 11 Januari 2021   13:03 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama saya Daffa, saya merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Ayah saya merupakan seorang penjual gorengan dan ibu saya seorang tukang pijat. Saya lahir di keluarga yang sederhana. Meskipun begitu, saya tinggal di keluarga yang sangat bahagia dan saling mengayomi antar sesama. Sangat berbeda dengan sahabat saya, Akbar.

Akbar lahir dari keluarga yang kaya raya. Ayahnya merupakan seorang investor saham yang sangat kaya. Ibunya merupakan seorang dokter Bedah Plastik. Apapun yang Akbar inginkan semuanya serba ada. Mulai dari pakaian mahal, mobil mewah, jam tangan keren, dan masih banyak lagi. Akbar juga merupakan seseorang yang sangat manja. Bisa dibilang semua nya di suapin oleh orangtuanya.

Cerita ini merupakan petualangan saya dan Akbar saat kami memutuskan untuk keliling pulau Indonesia ber2. 

Hari itu saya dan Akbar penuh Euforia karena kami akan menjalankan petualangan yang dapat dikatakan beberapa kali seumur hidup. Kami mulai berangkat dari Jakarta pukul 00.00 WIB hanya ber2 menggunakan mobil favorit Akbar yaitu Mercedes Benz G class. Pada awalnya semua perjalanan berjalan dengan lancar. Kami ber2 mulai menyusuri jalanan mulai dari Jawa Barat lalu Jawa Tengah lalu Jawa Timur sampai ke bagian Timur Indonesia.

Memasuki minggu ke 3 kami berangkat, kami mulai memasuki daerah yang sangat sepi di bagian Indonesia Timur. Ya, kami mencoba masuk ke dalam hutan-hutan yang lebat. Tentunya mobil kami ditinggal dibelakang karena jalanan sangat dipenuhi oleh semak-semak belukar yang sangat padat sehingga tidak mungkin untuk mobil kami melewatinya.

Kami berjalan menyusuri hutan tersebut selama kurang lebih 12 jam. Sampai akhirnya kekhawatiran mulai muncul. Kami tidak bisa menemukan jalan pulang. Ditambah buruknya Akbar menangis merengek seperti anak kecil. Walaupun dalam hati saya juga menangis ketakutan. Langit mulai gelap menunjukkan akan segera datang malam hari.

Kami bergegas mencari tempat bermalam. Tanpa disangka di tengah perjalanan kami mencari tempat bermalam. Kami dipertemukan dengan seekor ular yang sangat besar. Panjangnya mencapai 10 meter lebih. Saya hanya bisa terpaku melihat ular itu menatap saya dan juga Akbar. Sedangkan Akbar berdiri seperti patung memanggil nama ibunya. Tercium pula bau seperti kencing. Ternyata Akbar Kencing dicelana dan mengenai sepatu saya.

Sungguh gondok dalam hati, tapi saya kemudian teringat bahwa sedang dihadapkan dengan seekor ular raksasa. Saya dan Akbar berlali sekencang mungkin tidak melihan ke belakang. Setelah beberapa saat sepertinya kami telah terlepas dari ular tersebut. Dan ternyata dewi keberuntungan berpihak kepada kami. Tak jauh dari tempat kami terlihat ada cahay dari satu gubuk kecil. Kami memutuskan untuk pergi kesitu.

Sesampainya disitu, kami bertemu dengan pemilik gubuk tersebut yang bernama Mbah Buto. Kami menceritakan peristiwa kami bertemu dengan ular tersebut. terlihat mata Mbah Buto seperti melihat hantu. Mbah Buto mengatakan memang di hutan ini merupakan tempat. tinggal ular raksasa dan baru kami yang hidup untuk menceritakannya. Sudah banyak manusia yang hilang disini, informasi dari Mbah Buto. 

Malam itu kami diberikan tempat bermalam oleh Mbah Buto. Keesokan paginya kami diantar oleh Mbah Buto keluar hutan. Untung saja, kami bertemu dengan Mbah Buto, kalau tidak sudah tinggal nama pasti. Selesai dari situ, saya dan Akbar melanjutkan perjalanan kami dan tidak akan mengulangi kesalahan kami lagi. Mulai saat ini kami ber2 tidak lagi sok tahu masuk hutan ber2.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun