Mohon tunggu...
Saiful Anwar
Saiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar yang masih terus belajar. Tinggal di Pangkalpinang Bangka Belitung

Pengajar yang masih terus belajar. Tinggal di Pangkalpinang Bangka Belitung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjumpai Riau yang Tampan

9 Januari 2019   13:57 Diperbarui: 9 Januari 2019   14:03 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pukul 12 siang kurang dikitlah, saya turun di Bandara Pekanbaru. Sebelumnya dari Pangkalpinang sempat transit di Hang Nadim Batam.
Dari bandara menuju hotel yang sebelumnya sudah saya browsing di gugel, waktu tempuhnya sekira 30 menit. "Kalau normal, tidak macet, tak sampai setengah jam, Pak," begitu informasi yang saya dapat dari supir taksinya. Kata pak supir, ini jam ramai anak pulang sekolah. Belum lagi sedang ada pembangunan flyover yang belum kelar.

"Tagetnya sih, sebelum April tahun depan sudah beres. Ngejar pilpres, Pak. He he he..." Supir taksi yang saya tumpangi rajin bercerita. Saya angguk-angguk saja. Ya, ya, ya...sesekali tersenyum.

Barangkali beliau ingin mendengar pendapat saya ketika ia membicarakan soal flyover. Tapi sayanya tidak merespon. Hanya itu, angguk-angguk saja. Sesekali tersenyum. Saya khawatir jika saya merespon dengan pendapat nanti akan membawa kepada perbincangan soal dukung mendukung capres. Saya tidak mau dan saya tidak suka. Bosan dan menjemukan. Lha wong perkara sependek 5 tahun, tapi bisa berakibat putus persaudaraan seumur hidup je. Gimana itu?

Itu yang bikin saya tak suka. Tapi bagi yang suka, ya silahkan saja. Saya tidak ada masalah. Negara menjamin kebebasan berpendapat rakyatnya. Yang tidak menjamin itu 'kan hanya gerombolan-gerombolan tidak beradab itu.

"Ini berada di kecamatan paling sibuk se Provinsi Riau, Pak. Namanya Kecamatan Tampan." Pak supir kembali bercerita ketika kami benar-benar terjebak di ruas jalan yang flyovernya belum selesai dibangun.

"Tapi orang-orangnya tidak semuanya tampan, Pak. He he he..." "Lha iya dong, Pak. Masak penguhni kecamatannya hanya laki-laki. Ada perempuannya juga kan?" kali ini saya menimpali. Kembali saya dengar dia terkekeh. Saya juga.

Tempat yang ingin saya tuju juga berada di Kecamatan Tampan. Ya, saya mengunjungi Riau karena dapat tugas untuk menjemput sertifikat Serdos sahabat-sahabat saya di UIN Suska Riau.  Portofolio dosen peserta sertifikasi dari Bangka Belitung, tahun ini dinilai oleh UIN Suska Riau. Ketika sudah dinyatakan lulus, peserta akan mendapatkan sertifikat dan wajib dijemput secara fisik. Nah, saya ditugaskan untuk menjemput sertifikat itu. Saya pernah meminta untuk dikirimkan saja via paket, begitu. Tapi rupanya tidak diperkenankan. Sebab ternyata banyak hal yang harus kembali divalidasi terkait dengan data-data dosen peserta.

Alhamdulillah. Sekaligus dapat bertemu dengan Provinsi Riau yang ternyata Tampan. Pukul 1 siang lebih dikitlah, saya tiba di hotel. Singgah sejenak berganti baju lantas melanjutkan perjalanan ke kampus UIN Suska Riau. Kecamatan Tampan, orangnya juga ternyata tampan-tampan. Barangkali di kecamatan ini hanya seorang saya yang kurang tampan. Tampan sih,..tapi dikitlah.

(Pekanbaru Riau, 20/12/18).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun