Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Lahir tgl 18 April 1947 di Lakmaras, Belu, Timor, NTT, Indonesia. Tinggal di Kupang. Doktor Studi Pembangunan dari Universitas Kristen Satyawacana Salatiga (2011). Dosen tamu di Fakultas Pascasarjana Interdisipliner, Universitas Kristen Satyawacana Salatiga.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Tenunan Buna' di Timor

17 Juni 2019   23:04 Diperbarui: 17 Juni 2019   23:07 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di Pulau Timor, ada suku Buna'. Suku Buna' berada di pedalaman Pulau Timor, populasinya sekitar 100.000 jiwa yang terpencar sekitar 70.000 di wilayah Timor Leste dan sekitar 30.000 di wilayah Timor Indonesia. Suku ini berbahasa Buna'. 

Nama Buna' sendiri berasal dari dua kata: bun-bun dan na-na, (bahasa Buna'), artinya: bun-bun, tempat yang tinggi tak terjangkau, na-na, bara api yang bernyala-nyala cemerlang, panas dan sulit didekati. Ini bahasa kiasan tentang tempat asal-usul leluhur suku Buna' di tempat yang jauh. Dari dua kata inilah diturunkan satu kata: Buna'. Suku ini menamakan diri En Buna', artinya: Orang Buna'.

Suku Buna' mempunyai tradisi menenun tais (Bahasa Buna'),  kain tenun dari bahan-bahan alami yang terdapat di wilayah mereka, di pedalaman Pulau Timor. Ada enam macam bahan alam yang dipakai untuk menenun tais. 

Ada dua macam tais, tais pana untuk perempuan, tais mone untuk laki-laki. Tais pana dalam bentuk seperti kain sarung, sedangkan tais mone dalam bentuk selimut atau selendang.  Selain untuk dipakai sehari-hari, tais dipakai untuk busana pesta, alat tukar-menukar mahar (belis) dan kain untuk menyelimuti jenazah. 

Enam bahan alami untuk membuat tais, ialah: 1. Kapas (Gossypium hirsutum) dipakai untuk membuat benang berwarna putih. 2. Tarum (Indigofera tinctoria), tanaman perdu yang daunnya direndam dan menghasilkan air berwarna biru tua untuk mewarnai benang kapas. 3. Cemara (Casuarina cunninghamiana), diambil kulit batang bahagian dalam, direndam dan menghasilkan warna merah tua untuk merendam benang supaya jadi kuat. 4. Nenu', ini nama dalam bahasa Buna' (Morinda citrifolia L.) sejenis pohon yang tingginya bisa mencapai dua puluhan meter, batang dalamnya dan akarnya berwarna kuning muda, dipakai untuk memberi warna kuning pada benang kapas. 5. Gewang (Corypha utan), serat dari daun yang muda dipakai untuk mengikat benang dan membentuk lukisan motif-motif tertentu. 6. Lumpur hitam. Dipakai untuk merendam benang yang siap ditenun.

Filsafat: 1. Kapas: hati manusia, putih, perasaan halus. 2. Tarum: warna biru, luhur, setinggi langit, sedalam laut. 3. Cemara: warna merah, teguh, kuat, tabah. 4. Nenu': warna kuning, emas, mulia. 5. Gewang: tali, pengikat kekerabatan. 6. Lumpur: manusia dari tanah kembali ke tanah.

Atas dasar filsafat inilah Orang Buna' sangat menghargai tais, kain tenun mereka, dan memakainya dengan penuh bangga dan merasa ada harga diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun