Mohon tunggu...
Abdurahman Hoda
Abdurahman Hoda Mohon Tunggu... Freelancer - Pria keturunan Bacan dan Gorontalo, lahir dan berdomosili di Ternate

Pria berkumis yang suka baca dan makan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gadis Kecil yang Malang

25 Juli 2020   02:29 Diperbarui: 25 Juli 2020   05:57 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun dalam kondisi seperti ini, orang tua bisa saja memperhatikan sang anak jika terjadi korban kekerasan seksual misalnya dengan meperhatikan tingkah laku sang anak seperti perubahan suasana hati dan nafsu makan, sulit konsentrasi dan belajar, mengalami mimpi buruk, sering ngompol di celana, atau yang paling menonjol adalah sulit berjalan atau duduk karena nyeri di areal genital atau anus.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah melansir bahwa data kekerasan anak selama tahun 2019 sebanyak 123 anak yang mengalami korban kekerasa yang terdiri dari 71 anak perempuan dan 52 anak laki-laki, yang lebih memprihatinkan lagi bahwa kasus ini sebagian besar terjadi di dunia pendidikan yang notabenenya adalah garda depan untuk menjaga moralitas bangsa ini. 

Dari 21 kasus dengan 123 korban, 90% pelakunya adalah guru dan 10% adalah kepala sekolah. Nah, sebagai orang tua kita harus berbuat apa? Ketika anak-anak kita sudah limpahkan ke sekolah dengan keyakinan 100% agar pihak sekolah dapat memberikan pendidikan dan pengajaran yang layak. Namun dibelakang itu, terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama.

Sekali lagi saya harus katakan, keikhtiaran kita harus tetap dikedepankan. Anak-anak kita perlu dibekali dengan pendidikan keluarga yang mumpuni, tidak serta merta melimpahkan tanggungjawab sepenuhnya pada sekolah.

Kita selaku orangtua harus memastikan anak memiliki hubungan dan lingkungan yang aman dan terjaga. Sebisa mungkin anak selalu dalam jangkauan pengawasan kita, jalin komunikasi yang baik dengannya sehingga dengan leluasa anak akan menyampaikan informasi secara jujur dan terbuka dengan kita, dengan demikian anak merasa bahwa orangtua merupakan benteng perlindungan yang kuat dalam hidupmya.

Pada akhir tulisan ini saya ingin juga menyampaikan sebuah sajak tentang anak dengan judul:

Senyuman Gadis Kecilku

Bibir mungil itu tersungging seyuman

Senyum manis dalam keluguan ratapan

Terkadang semu dalam senyuman

Sesekali senyuman terbalut semu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun