Mohon tunggu...
Antik Pratiwi
Antik Pratiwi Mohon Tunggu... -

akan tetap selalu belajar,,,karena belajar adalah nyawa dari hidup itu sendiri...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Antara Anak Kritis dan Anak Kreatif

23 November 2011   13:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:18 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan merupakan upaya nyata untuk dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Tujuan umum dari pendidikan itu sendiri adalah untuk mencerdaskan kehidupan manusia dengan jalan mengembangkan kemampuan dan ketrampilan-ketrampilan yang dimilikinya secara optimal. Pendidikan memungkinkan adanya proses pembelajaran, yaitu menciptakan suasana lingkungan yang kondusif agar dapat diciptakan proses interaksi dengan lingkungan yang melibatkan mental sebagai proses belajar. Belajar dengan melibatkan mental berarti membentuk pengalaman sebagai proses dari belajar itu sendiri. Pengalaman yang dialami oleh anak inilah yang akan menjadi suatu ketrampilan dan kompetensi yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupannya.

Pendidikan yang baik hendaknya dapat menciptakan pembelajaran yang menjadikan anaki kritis dan kreatif dalam berpikir sehingga mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Berpikir kritis dan kreatif akan membantu anak dalam mengembangkan kemampuan dan kompetensi yang dimilkinya, karena berpikir kritis dan kreatif berarti melakukan aktifitas yang menggunakan kemampuan intelektualnya dan pengalaman yang didapat dari hasil kegiatan belajarnya. Sebelum mengulas lebih jauh mengenai anak yang berpikir kritis, alangkah bijaksananya jika memahami apa yang disebut dengan kritis dalam berpikir. Kritis berarti berpikir secara cepat dan rasional dari informasi yang didapatkannya. Kritis juga dapat diartikan sebagai tanggap terhadap keadaan lingkungan.

Berpikir kritis tidak hanya berarti berpikir secepat-cepatnya mengenai informasi yang diperoleh, tetapi juga bagaimana dia mengolah informasi yang nanti pada akhirnya dapat memberikan tujuan dari kegiatan yang dilakukan. Jadi, berpikir kritis adalah berpikir secara cepat dan rasional sebagai bentuk tanggapnya terhadap lingkungan sekitar sehingga dapat memecahkan masalah dengan baik dan membawa manfaat. Untuk ukuran kritis bagi usia anak, dapat dilihat dari bagaimana mereka menanggapi sesuatu yang mereka lihat. Seperti misalkan seorang anak yang melihat bintang, dan bertanya “mengapa benda itu bersinar?” hal itu sudah dapat mengidentifikasi kalau anak itu mempunyai pikiran yang kritis karena tanggap terhadap apa yang mereka lihat. Dan pertanyaan yang diajukan bukan pada kata tanya “apa” tetapi lebih kepada proses yaitu dengan kata tanya “mengapa”.

Anak yang berpikir kritis berarti mereka cenderung aktif dalam kegiatan pembelajaran. Umunya mereka berani dalam mengemukakan pendapatnya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Sama halnya dengan kritis, kreatif mempunyai arti yang hampir sama, namun kreatif mempunyai cakupan yang luas yaitu sampai kepada tingkah laku. Kreatif tidak sama dengan kecerdasan atau intelegensi, yang artinya bahwa anak yang memiliki intelegensi tinggi itu lebih kreatif daripada anak yang mempunyai intelegensi rendah, itu tidak. Namun demikian, anak yang kreatif dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan misalnya yaitu anak yang idiot sulit untuk dapat mencapai pada tingkat anak kreatif.

Pada umumnya anak yang kreatif mempunyai polah dan tingkah laku yang berbeda dengan anak-anak yang lain. Anak yang kreatif akan lebih cenderung melakukan hal yang dianggap anak lain tidak biasa, tetapi sebenarnya dari tingkahnya inilah akan dapat menghasilkan sesuatu yang kreatif yang berbeda dengan yang lain. Contohnya misalkan kebanyakan anak menggambar masih suka menggunakan pensil atau krayon, namun anak yang kreatif kadang cenderung melakukan sesuatu yang baru yaitu menggunakan cat tembok atau cat alami sebagai pengganti pensil dank rayon dalam menggambar dan hasilnyapun dapat dikatakan baik.

Dari pendidikan yang menggunakan pembelajaran yang berpusat pada keaktifan siswa, maka siswa akan lebih mendapatkan pengalaman belajar yang lebih banyak sehingga dapat menciptakan situasi dan kondisi untuk mendorong anak berpikir secara rasiona, cepat, dan tepat sehingga dapat menjadikan anak berpikir kritis, kreatif, dan intelektual. Kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatifdapat dimanfaatkan dalam pembelajaran yaitu dengan memanfaatkan problem solver dalam kegiatan pembelajaran. Problem solver ini merupakan tingkat pembelajaran yang sudah tinggi karena menggabungkan kemampuan berpikir siswa yang kritis dan kreatif sehingga dapat memecahkan masalah dengan cepat dan tepat.

Berpikir kritis dan kreatif merupakan bagian dari aktifitas kerja otak. Karena pada dasarnya otaklah yang mengendalikan seluruh kegiatan manusia. Hipotesis umur kritis menyatakan bahwa secara elastic otak anak masih elastic sehingga masih mudah untuk menguasai suatu konsep. Oleh karena itu, pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya dan kemampuan social serta emosionalnya untuk dapat berpikir secara kritis dan kreatif sehingga dapat memecahkan masalah dengan baik dalam kehidupannya. Untuk membentuk itu semua maka perlu adanya pengembangan kerja otak. Yaitu dimana otak adalah pusat dari pengendali aktifitas manusia, termasuk didalamnya terdapat otak depan yang membentuk kecerdasan manusia. Termasuk juga bagian otak yang lain seperti belahan otak kanan dan belahan otak kiri yang mempunyai fungsi dan kemmapuan masing-masing yang dapat terus dikembangkan.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun