Mohon tunggu...
Anny Izzatul Mujahidah
Anny Izzatul Mujahidah Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis untuk berbagi dan menggerakkan hati.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salam Dari Masa ke Masa

29 Februari 2020   16:00 Diperbarui: 29 Februari 2020   15:59 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sedang hangat pemberitaan yang menyorot bagaimana ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi menginginkan mengganti salam 'Assalamu'alaikum' dengan 'Salam Pancasila'.

Dikutip  dari wartaekonomi.co.id beliau memaparkan alasan-alasan mengapa salam tersebut harus diganti "Salam Pancasila sebagai salam kebangsaan diperkenalkan untuk menumbuhkan kembali semangat kebangsaan, serta menguatkan persatuan dan kesatuan yang terganggu karena menguatnya sikap intoleran," ucapnya. (23/02/2020)

Tapi di sisi lain beliau mengungkapkan bahwa agama adalah musuh pancasila, dikutip dari detik.com beliau mengatakan: "Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan," papar Yudian (12/02/2020) sehingga 'Assalamu'alaikum' yang akarnya dari bahasa arab harus dinusantarakan dengan bahasa kesatuan, bahasa Indonesia. Tidak boleh ada sangkut pautnya dengan agama.

Tetapi bila dilihat, mengapa yang menjadi poin disini hanya agama Islam? bagaimana salam dalam agama-agama lain? bila orang yang se-agama bertemu bukankah wajar mengucapkan salam sesuai dengan petunjuk agama mereka masing-masing termasuk agama Islam. Media memberitakan banyak pro dan kontra atas usulan ini, dan memang bisa dibilang bahwa benar adanya jika usulan ini membuat gaduh. Hal yang sederhana seperti kalimat salam, mengucapkan salam, menyapa, atau yang lainnnya ikut dibahas oleh seorang kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila yang seharusnya fokus pada 5 butir pancasila itu sendiri.

Bukankah asas pertama pancasila adalah 'Ketuhanan Yang Maha Esa' dimana disana tersurat pengakuan akan adanya Tuhan dalam Pancasila. Tak ada Tuhan maka Tak ada agama. Dan pernyataan-pernyataan tersebut mengusik keberagamaan umat Islam di Indonesia itu sendiri. Sampai menyatakan bahwa agama adalah musuh besar pancasila. Sikap ini jelas menunjukkan intoleransi itu sendiri. Mengapa menunjuk-nunjuk orang lain bersikap intoleransi?

Salam pancasila sendiri bisa dibilang terinspirasi secara turun temurun dalam satu garis yang sama. Dikutip dari news.detik.com "BPIP menjelaskan, salam Pancasila pertama kali dikenalkan oleh Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Dewan Pengarah BPIP di hadapan peserta Program Penguatan Pendidikan Pancasila di Istana Bogor tanggal 12 Agustus 2017. Dahulu, Sukarno sekalu Presiden Pertama RI juga menyampaikan perihal 'salam merdeka' untuk semua golongan dan agama. Salam Pancasila terilhami dari salam merdeka tersebut."

Dan di era pemerintahan Joko Widodo sekarang beliau juga mengusulkan adanya salam lintas agama. Dengan menyebutkan semua salam dari tiap-tiap agama. Dikutip dari id.wikipedia.org "Salam Lintas Agama, Salam Pembuka Semua Agama atau Salam Semua Agama adalah sebuah ucapan salam khas dari enam agama yang diakui di Indonesia yang diucapkan secara bersamaan, yakni Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh (Islam), salam sejahtera bagi kita semua (Kristen), Shalom (Katolik), Om Swastiastu (Hindu), Namo Buddhaya (Buddha), dan Salam Kebajikan (Konghucu). Salam tersebut mula-mula dipopulerkan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo. Di Jawa Barat, salam tersebut ditambah dengan kalimat "Sampurasun" yang berasal dari bahasa Sunda."

Salam lintas agama tersebut telah direalisasikan beberapa tokoh negara diberbagai acara di Indonesia dengan alasan menjunjung tinggi toleransi. Seperti yang di lakukan Joko Widodo itu sendiri saat memperkenalkan Kabinet Indonesia Maju tanggal 25 Oktober 2019. Lalu ada Sandiaga Uno saat meninjau pengaduan masyarakat di Kantor Kecamatan Kebayoran Baru, ketika beliau masih menjabat wakil Gubernur DKI Jakarta 9 Desember 2017. Yang mana salam ini menjadi kontroversi dikalangan MUI Jatim. Karena salam yang berkaitan dengan akidah keagamaan dapat menjadikan kerancuan dalam pengamalan yang salah. Masyarakat akan bingung dengan agama yang dianut jika semua salam tiap agama diucapkan. Rasanya bukan menjadi toleransi jatuhnya, tetapi menimbulkan ketidaknyamanan. (kompasiana.com 11/11/2019)

Dari salam yang dicetuskan oleh Ir. Soekarno dengan 'Salam merdeka', lalu Ibu Megawati dengan 'Salam Pancasila' dan Ir.  Joko Widodo dengan 'Salam Lintas Agama' sampai menjadi kontroversi hingga hari ini terasa ada yang mengganjal.

Dikuti dari JPNN.com: "Pada tanggal 1 September 1945 Bung Karno mengatakan "Aku menetapkan supaya setiap warga negara Republik memberi salam kepada orang lain dengan mengangkat tangan, membuka lebar kelima jarinya  sebagai pencerminan lima dasar negara dan meneriakkan, merdeka! Bung Karno mengaku terinspirasi dari nabi Muhammad. Sebagai mana Nabi besar Muhammad s.a.w memperkenalkan salam untuk mempersatukan umatnya, kami pun menciptakan satu salam kebangsaan bagi bangsa Indonesia." (01/09/2015)

Jika memang benar asal mula berbagai salam yang tercetus diawali dengan terinspirasi akan Nabi Muhammad s.a.w, maka hari ini tidakkah kita selayaknya menjunjung tinggi Nabi Muhammad? Tanpa mempertentangkan asas pancasila dengan ajaran Islam. Nabi Muhammad sudah jelas membawa ajaran Islam termasuk tata cara mengucapkan salam, menjawab salam, dan keutamaan dari salam itu sendiri. Jadi, mengapa hari ini justru Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad itu menjadi momok menyeramkan bagi keturunan Ir. Soekarno, sehingga ingin disingkirkan dengan berbagai alasan dan usaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun