Mohon tunggu...
Annisa Salsa Belvi Virgiana
Annisa Salsa Belvi Virgiana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

S1 Bimbingan dan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penggunaan Media Bimbingan dan Konseling untuk Proses Belajar Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus

8 Januari 2023   18:04 Diperbarui: 8 Januari 2023   18:07 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada dunia Pendidikan terdapat berbagai macam bentuk metode guna untuk kenyamanan dan kelancaran pelaksanaan proses belajar-mengajar. Layaknya Pendidikan pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK ) dibutuhkannya metode-metode dan cara yang berbeda dengan anak-anak normal pada umumnya. 

Proses belajar-mengajar pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini lebih mementingkan prinsip yang dimana dapat dengan mudah diterima dan diingat hingga dihafal oleh Anak Berkebutuhan Khusus, Layaknya menggunakan media-media Bimbingan dan Konseling dan tidak hanya memberikan materi-materi yang bisa saja membuat Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) menjadi bosan hingga malas atau malah tidak memahami pembelajaran. Penggunaan Media BK ini sangatlah membantu proses belajar-mengajar Anak Berkebutuhan Khusus yang dimana bentuk media BK ini berupa game-game dan huruf-huruf yang berbentuk balok hingga ABK bisa memahami dan menghafalnya.

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan diri manusia. Yang dimana hal ini merupakan bentuk proses dari dimana manusia melakukan penyesuaian diri dengan sosialnya, pribadi, lingkungan hingga kariernya. Dan juga, terdapat Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 32 ayat 1 yang berisikan Pendidikan Khusus (Pendidikan Luar Biasa) adalah Pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses belajar-mengajar dikarenakan fisik, emosional, mental dan sosial/memiliki pontensi kecerdasan dan bakat yang digolongkan istimewa(Fauzi, 2015).

Anak Berkebutuhan Khusus sendiri merupakan anak yang mengalami bentuk dari keterbatasan dari fisik,mental atau emosi yang berpengaruh besar pada proses pertumbuhan dan perkembangan diri. Seperti yang dijelaskan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 72 Tahun 1992  yang berisikan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang mengalami keterbatasan disebut dengan sebutan Tunagrahita. Yang dimana Tunagrahita ini adalah anak yang memiliki tingkah kecerdasan dan kepintaran yang jauh di bawah anak-anak dengan bentuk tingkah kecemasan yang normal, Sehingga membutuhkan bentuk Pendidikan secara khusus. 

Dalam hal ini, Tunagrahita menjelaskan bahwa bentuk kondisi dari anak yang mengalami keterbelakangan perkembangan mental intelektual yang berada dibawah rata-rata hingga hal ini dapat menjadi hambatan dan kesulitan anak dalam melaksanakan pendidikannya, cara bersosialnya hingga cara berfikirnya.

Dengan adanya kesulitan dan hambatan-hambatan dalam pembelajaran pada ABK maka Pendidikan secara khusus diadakan. Layanan Pendidikan yang diberikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus sendiri harus dirancang secara khusus dari tujuan, bagaimana strategi belajarnya (menggunakan media dan metode khusus), dan mendapatkan perhatian khusus dari guru pengajarnya. Pemberian media guna untuk mengaktifkan insting ingin tahu peserta didik ABK sangatlah diperlukan. 

Hal ini guna untuk kelancaran dari pelaksanaan proses belajar-mengajar ABK. Media BK yang dapat diberikan pada pelaksanaan pembelajaran ABK layaknya alat-alat grafis, fotografis, elektronis. Yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik, minat baru pada diri peserta didik dan juga membangkitkan motivasi hingga rangsangan yang membuat peserta didik ABK mau dan mampu menghafal, mencoba dan belajar ketika proses belajar berlangsung.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan berupa Study Kepustakaan. Yang biasa disebut dengan Study Literatur. Dalam hal ini Study Kepustakaan sendiri merupakan bentuk-bentuk dari kegiatan yang berkaitan dengan metode yang menggunakan pengumpulan data Pustaka, mencatat hingga mengolah bahan penelitian (Zed, 2014). Dan juga, terdapat Study Literatur yang dimana memiliki pengertian yaitu mencari hingga mengemukakan bahan kajian Pustaka, melihat jurnal dengan penelitian yang relevan dengan berkaitan megenai Media BK guna untuk membantu proses pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus.

Dalam pembelajaran guna untuk kelancaran pemberian materi pada Anak Berkebutuhan khusus harus memenuhi beberapa standart guna untuk kelancaran penggunaan media tersebut. Hal ini layaknya diucapkan oleh Gerlach & Eli mengungkapkan bahwa media ini memiliki ciri-ciri dan standart yang harus digapai yaitu :

            - Ciri Fiksatif (Fixative Property)

            Berisikan dimana ciri dari suatu media yaitu dapat merekam, menyimpan, melestarikan dan mengkonstruksikan suatu peristiwa ataupun objek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun