Mohon tunggu...
Annisa Mardhiyah
Annisa Mardhiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Alasan Kenapa Kita Suka yang Indah

1 Mei 2020   03:07 Diperbarui: 1 Mei 2020   03:19 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Masing-masing dari kita pasti memiliki sesuatu yang disukai. Entah itu makanan favorit, aroma yang wangi, maupun tokoh idola. Sesuatu yang indah akan menarik perhatian manusia. Itulah mengapa, manusia berlomba-lomba meningkatkan nilainya baik dari segi keahlian maupun fisik. Secara ilmiah, laki-laki dan perempuan memiliki fokus berbeda. Dalam buku Men are from Mars Women are from venus karya John Gray dan pria lebih suka diberi penghargaan, sedangkan perempuan lebih menyukai pujian. Itulah mengapa laki-laki memiliki  banyak nilai lebih jika mereka mempunyai kekuatan. Baik harta, kekuatan, jabatan. Sedangkan perempuan lebih memperhatika estetika tubuhnya. Namun, ada juga persamaan antara laki-laki dan perempuan, yaitu dalam memandang sesuatu yang indah.

Ada beberapa pandangan mengenai penampilan. Kalau menurut Cicero, orang -- orang pandai tidak peduli dengan kualitas-kualitas palsu seperti penampilan menarik, karena mereka tahu bahwa "kecantikan itu  hanya sebatas kulit" dan "kita tidak bisa menilai sebuah buku hanya melalui sampulnya saja". Kita juga sering mendengar "cantik itu relatif". Ya, menurut Imanuel Kant, cantik itu subjektif.  Sedangkan objektifnya dibahas oleh Plato, yaitu semua yang menyenangkan dan memberikan perasaan senang terhadap indra kita.

Jika dilihat dari tujuan keuntungan evolusi, dari awal ketertarikan tersebut bisa membantu sebagai jalannya reproduksi manusia. Manusia harus berhasil mereplikasi sel keberlangsungan spesiesnya, sehingga kita tidak punah.

Dalam buku psikologi sosial karya David G Mayers, para psikolog evolusioner juga memperkirakan evolusi menunjukan bahwa perempuan menyukai sifat-sifat pria yang menujukan suatu kemampuan untuk menyediakan dan menjaga kelangsungan sumber daya.  Sedangkan pria mempersyaratkan jumlah untuk ketertarikan fisik.

Dalam objektivitas, salah satu objek keindahan adalah simetri. Di simetri ini kita dapat melihat sesuatu yang kembar, sederajat, dan  sama rata itu indah. Contohnya ketika pada masa pertumbuhan, ada istilah familiarnya adalah puberty goals ketika stabilnya perkembangan kita dilihat dari bahu yang simetris bagi pria ataupun pinggul yang simetris bagi perempuan.

Jika kita sudah familiar dengan sesuatu, kita akan bertendensi bahwa itu adalah sesuatu yang indah karena kalian sudah nyaman  dan tidak asing dengan pengalaman tersebut. Paparan yang berulang ini disebut dengan prototipikal dan ini bisa dijustifikasi sebagai tren kecantikan. Seperti tak jarang kita mengagumi ketampanan oppa-oppa korea karena kita mulai familiar dengan mereka.

Tren kecantikan walaupun berubah-ubah, tapi tidak akan berubah secara literal. Ada kesepakatan kuat antara kedua hal dalam suatu budaya dan antarbudaya mengenai siapa yang menarik dan siapa yang tidak menarik. Untuk menjadi benar-benar menarik adalah untuk dapat menjadi sempurna secara rata-rata.   Yang berubah adalah representasi media dan juga ikon dari budaya populernya.  Jika Rini S Bono yang pada tahun 1970an menjadi ikon kecantikan saat itu, sudah tidak relevan dengan masa kini karena yang ditunjukan oleh media, kebudayaan populernya sudah berbeda.

Selain media, sereotip tertentu juga mempengaruhi cara pandang seseorang. Orang-orang yang cantik memiliki sifat-sifat tertentu yag menarik. Ini adalah sereotip daya tarik fisik (physical-attractivness stereotype).  Apa yang cantik itu baik. Anak-anak sudah mempelajari setreotip lebih awal dan salah satu cara mereka mempelajarinya melalui dongeng yang diceritakan oleh orang dewasa. Putri salju dan Cinderella cantik dan baik. Penyihir dan  saudara tiri mereka jahat. Dari dongeng tersebut, secara tidak sadar memberi penilaian seseorang bedasarkan wajah.

Selain itu, individu yang secara fisik lebih menarik juga cenderung menjadi lebih populer dan lebih mudah akrab dengan orang lain. Terdapat perbedaan-perbedaan kecil antara orang yang memiliki daya tarik fisik dan yang tidak merupakan hasil dari  self-fulfilling prophecies . Orang-orang yang menarik dinilai dan disukai, sehinga lebih berkembang kepercayaan sosialnya.

Sedangkan orang yang sebelumnya tidak puas dengan dirinya sendiri kemudian menunjukan ekspresi kepuasan dengan hasil yang mereka dapatkan dari hasil operasi plastik. Karena merasakan ketidakbahagiaan, para pasien operasi plastik mencari cara untuk terus menghasilkan wajah baru secara berulang. Walaupun harus menghadang rasa sakit dan risiko yang besar.

Hal yang indah memang selalu menarik dipandang. Seringkali banyak usaha yang dikerahkan untuk mencapai standar yang ideal. Namum, manusia tetaplah manusia. Pasti memilki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Makannya, jangan lupa untuk mencintai diri sendiri ya !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun