Mohon tunggu...
Politik

Hati-hati Menghadapi Tahun Politik

12 Januari 2018   10:35 Diperbarui: 12 Januari 2018   10:40 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ulama dalam bahasa sehari-hari sering kita tunjuk pada  pemuka agama Islam yang bertugas untuk mengayomi, membina dan membimbing umat Islam, baik dalam masalah-masalah agama maupun masalah sehari-hari.

Sedangkan secara etimologi, kata ulama berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak dari kata 'aalim. 'Aalim adalah isim fa'il dari kata dasar 'ilmu. Jadi 'aalim adalah orang yang berilmu. Dengan demikian, ulama adalah orang-orang yang punya ilmu.

Namun dewasa ini, terdapat beberapa ulama yang kian menjauhi pengertian di atas. Mereka tak hanya meninggalkan kapasitas keilmuwannya saja, tetapi juga turut menebar kebencian dan permusuhan di kalangan umat. Secara singkat, mereka justu mengajarkan kemudharatan, alih-alih menyebarkan kebaikan.

Hal itu bisa kita lihat dari track record beberapa ulama yang kerap menebarkan informasi sesat dengan mengeksploitasi sentimen agama untuk kepentingan politiknya. Justru dengan 'berjualan' ayat suci mereka menebar kebencian dan membuat permusuhan diantara umat Islam sendiri demi hasrat kekuasaan sempit.

Para tokoh Islam, seperti Idrus Sambo (Ketua Umum Presidium 212/Ketua Panitia Tamasya Al Maidah), Hasri Harahap (Ketua FUI Bogor), Misbahul Anam (Penasihat DPP FPI), Al Khathath (Sekjen FUI), dan Slamet Ma'arif (Juru Bicara FPI) adalah mereka yang dikenal sebagai pengadudomba umat. Mereka bekerja dibawah asuhan Imam Besar mereka, yaitu Habib Rizieq Shihab.

Selama ini mereka berhimpun karena memiliki kepentingan politik yang sama dalam agenda demo berjilid 411, 212 dan anti terhadap UU Ormas. Ke depan, mereka kelihatannya memiliki kepentingan yang sama dalam momen Pilkada serentak dan Pilpres 2019.

Tak disangkal lagi bahwa mereka sering mengadu domba umat Islam dan pemerintahan yang sah saat ini karena kepentingan politiknya. Mereka 'memanfaatkan' sentimen agama di kalangan umat Islam untuk menyudutkan/menyerang pemerintahan Jokowi.

Tentunya, dengan bermodal segala fitnah dan informasi sesat. Seperti, Jokowi anti-Islam, Jokowi antek China, Jokowi Komunis, atau tuduhan tendensius yang tak terbukti lainnya.

Tak hanya itu, dalam momen Pilkada saat ini, beberapa tokoh Islam di atas justru tampak bentuk aslinya. Terutama agenda politik yang sebenarnya mereka simpan selama ini.

Dalam beberapa kesempatan, mereka terlihat berpropaganda untuk mengkampanyekan ajaran dan paham khilafah, serta bersimpati pada perjuangan HTI. Dengan begitu, mereka sebenarnya berkeinginan menerapkan paham khilafah di Indonesia.

Melihat hal di atas, kita harus mawas diri. Kita harus lebih bijak lagi dalam menyikapi isu/sentimen agama yang disebarkan oleh para ulama su' (jahat) tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun