Mohon tunggu...
Annisaa Ganesha
Annisaa Ganesha Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kumpulan Mahasiswi Ideologis

Berdakwah dengan pena digital

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Balik Konflik, Kenali Musuh dan Solusi yang Nyata

16 November 2019   19:46 Diperbarui: 16 November 2019   19:51 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat ini, Indonesia menganut bentuk pemerintahan Demokrasi, anak dari Ideologi Kapitalisme yang berasaskan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Namun, seiring berjalannya waktu, asas tersebut hanya menjadi selogan semata yang tak berhasil diaplikasikan.

Di sisi lain, rezim juga ikut membela Ideologi Komunisme yang malah membuat sistem politik Indonesia menjadi abu-abu. Telah banyak upaya pembelaan zalim terhadap komunisme yang dilakukan oleh rezim, diantaranya penangkapan Alfian Tanjung karena ceramahnya "Istana Sarang PKI" dan dijatuhkannya hukuman tiga tahun penjara kepada Bambang Tri Mulyono, penulis buku "Jokowi Undercover: Melacak Jejak Sang Pemalsu Jatidiri".  Jika memang kedua informasi yang disampaikan mereka tidak pasti kebenarannya, lantas mengapa mereka mesti dijatuhkan hukuman dan dibungkam, layaknya sedang berusaha menghilangkan sumber bukti.

Penting bagi kita untuk memahami bahaya ideologi diluar Islam dan pintar memilah kebenaran sesungguhnya. Karena kini, setiap individu tengah diracuni dengan ideologi lain selain Islam, yaitu Komunisme dan Kapitalisme. Tanpa sadar, pemahaman dan akal kita mulai tergerus disusupi paham-paham yang merugikan ini, bahkan sedari kecil. Mulai dari kapitalisme yang merajalela dan berkuasa hampir di seluruh negara, yang menjadikan manusia-manusia pengikutnya sebagai budak dunia. Rela melakukan apapun hanya demi harta, tahta, dan popularitas. Terllihat nikmat, namun sesungguhnya mematikan. Seperti namanya, kapitalisme terkenal akan sistem ekonominya dan sangat mengutamakan materi, sehingga para pemilik modal lah (kapital) yang bekuasa penuh dalam sistem ini. Hasil nyata dari ideologi ini adalah si kaya semakin kaya, si miskin semakin miskin. Tak perlu jauh-jauh menilik, negara tercinta kita sendiri pun dilandasi oleh ideologi ini yang telah berlangsung selama kurang dari satu abad, namun telah menunjukkan tanda-tanda kehancurannya.

Disisi lain, ada ideologi yang tidak disukai orang banyak. Dia mengekang individu di dalamnya dan menjadikan pemimpinnya bagaikan tuhan yang harus diagung-agungkan. Inilah ideologi komunisme, ideologi yang sesungguhnya dibawa oleh bapak presiden pertama kita, Soekarno. Meski banyak yang menentangnya, namun banyak juga yang berjuang menegakkannya. Landasan ideologi ini adalah sama rata sama rasa, bagaikan gerigi dalam roda yang harus berputar bersama-sama tanpa ada perbedaan, bahkan agama sekalipun. Masyarakat adalah gerigi, dan negara adalah roda yang dikendalikan oleh seorang pemimpin bak tuhan tersebut.

Di akhir zaman ini, bahkan beberapa negara mencampurkan kedua ideologi tersebut dan membuat sistem negaranya menjadi abu-abu. Misalnya Cina, negara ini mengganti sistem ekonominya dari komunis menjadi kapitalis dengan tetap menerapkan sistem politik komunis, dan dikenal berhasil bangkit dari keterpurukan ekonominya. Hal ini membuat kapitalisme hari ini terbagi menjadi dua, yaitu Kapitalisme Barat dan Kapitalisme Timur. Dimana pada Kapitalis Barat, pemilik modal ada pada negara AS dan negara-negara Eropa dengan khasnya market-capitalist. Sementara pada Kapitalis Timur, pemilik modal ada pada negara RRC, Cina yang belakangan jadi kapitalis juga, dengan khasnya state-capitalist. Kini kita tahu, kenapa pada akhirnya Indonesia yang merupakan negara dengan sistem politik kapitalis juga turut membela ideologi komunis. Karena negara yang ada dibelakang Indonesia saat ini telah berpindah tangan kepada sebuah negara dengan sistem politik campuran, berbeda dengan dahulu. Dan tentu saja kita sebagai rakyat harus menolak, kenapa harus mengikuti jejak negara abu-abu dengan segudang krisis internalnya ketika sebenarnya ada jejak lain yang dengan jelas telah membuktikan kejayaannya hingga lebih dari 13 abad lamanya?

Jawabannya adalah Islam. Islam tak hanya sebuah agama namun juga merupakan ideologi yang dapat diterapkan dalam kehidupan, mulai dari skala individu hingga negara. Semestinya, orang yang beragama Islam menggunakan landasan berpikir Islam dan menjadikannya sebagai pengatur kehidupan secara keseluruhan, bukan malah menentang dan menjatuhkannya. Tentu saja, sesungguhnya Allah telah memberikan seluruh petunjuk kehidupan dalam kitabullah al-Quran al-Karim yang kini kian tak dikenal layaknya bahasa yang terkandung di dalamnya, Bahasa Arab.

Ideologi Islam sendiri dilandaskan pada keimanan kepada Allah SWT. Seluruh kehidupan diatur berdasarkan aturan-aturan yang telah diturunkan-Nya di dalam al-Quran dan as-Sunnah. Mulai dari hubungan dengan Allah sebagai Tuhan, hubungan dengan diri sendiri, maupun hubungan dengan manusia lain atau masyarakat. Semuanya telah jelas tanpa repot-repot lagi membuat aturan sendiri dengan hanya berdasarkan pada akal manusia yang lemah. Cara penerapannya pun telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan sejarah pun bercerita. Bahkan seorang non-muslim yang pernah hidup pada akhir peradaban itu pun bersaksi bahwa ia rindu akan kenyamanan pada zaman tersebut. Namun sangat disayangkan, saking telah tercemarnya berita-berita di zaman ini, membuat manusia tidak dapat lagi mengetahui kebenaran yang nyata dan lebih memilih kenikmatan semata yang fana yang sesungguhnya merugikan.

Wahai saudara, sejarah mencatat Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Namun kini, masih dikekang oleh Freeport dari Kapitalis Barat dan dibayangi oleh Kapitalis Timur. Saya yakin, tidak ada satupun rakyat Indonesia yang setuju-setuju saja dan ikhlas-ikhlas saja ketika isu ini diangkat. Saya yakin, seluruh rakyat Indonesia akan menolak dan maju membela Indonesia. Pada seluruh masalah negara di Indonesia ini, kami punya solusinya, Islam. Rakyat sudah berubah dan tidak lagi bodoh. Lantas kapan negara ini pun turut berubah dan tidak lagi dibodohi? // nb

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun