Yeay! Jumat akhirnya tiba! Setelah lima hari penuh bekerja, ini saatnya bersantai dan menikmati waktu untuk diri sendiri. Sejak pagi, hati sudah terasa ringan meski tubuh masih sedikit lelah. Membayangkan momen santai di rumah nanti saja sudah cukup menjadi mood booster bagi saya.
Sebagai seorang ibu pekerja sekaligus ibu rumah tangga, "Me Time" adalah hal yang wajib. Berhenti sejenak dan menikmati waktu untuk diri sendiri adalah bentuk self-reward yang sederhana tapi bermakna. Bagi saya, tidak perlu pergi ke tempat mahal atau melakukan hal yang ribet. Cukup bersih-bersih diri, rebahan di sofa, menikmati camilan kecil, dan menonton drakor favorit, Reply 1988.
Meski sudah berkali-kali menontonnya, saya tak pernah bosan. Drama ini membawa saya kembali ke masa SMA, terutama dengan barang-barang lawas yang muncul di dalamnya seperti TV box, telepon putar, radio, tape, dan kaset yang mengingatkan saya pada kehidupan di era 90-an. Suasana yang ditampilkan pun begitu relatable---keluarga yang berkumpul menonton TV bersama, mendengar berita dari radio, serta interaksi hangat antar tetangga.
Reply 1988 memang bukan drama baru, tayang sejak 2015, tapi tetap berhasil mencuri hati saya. Drama ini berlatar tahun 1988 dan berkisah tentang lima keluarga yang tinggal di lingkungan yang sama di Ssangmun-dong, Seoul. Dengan gaya penceritaan yang penuh nostalgia, drama ini menggambarkan persahabatan, keluarga, dan kisah cinta dengan begitu hangat dan realistis.
Tokoh utama dalam drama ini adalah Sung Deok-sun, gadis ceria yang sering merasa diabaikan, bersama empat sahabat masa kecilnya: Choi Taek, pemain baduk jenius yang pendiam; Kim Jung-hwan, pria cuek yang diam-diam menyukai Deok-sun tapi gengsi mengungkapkan perasaannya; Sung Sun-woo, anak sulung bertanggung jawab setelah ayahnya meninggal; serta Ryu Dong-ryong, si humoris yang sering memberikan nasihat bijak kepada teman-temannya.
Kisah cinta di drama ini pun begitu menyentuh. Jung-hwan yang menaruh hati pada Deok-sun tapi terlalu gengsi untuk mengaku, sementara Taek lebih berani dalam menyatakan perasaannya. Lalu ada Bora, kakak Deok-sun yang dikenal jutek, justru luluh oleh Sun-woo yang lebih muda darinya. Drama ini begitu hidup dan nyata, dari hubungan tetangga yang erat hingga konflik sehari-hari seperti kesulitan finansial, pertengkaran kecil antara kakak beradik, kenakalan kecil anak-anak remaja, atau tantangan dalam pendidikan anak
Menonton Reply 1988 di Jumat sore adalah cara saya untuk recharge. Selain alurnya yang menyentuh, humor di dalamnya juga begitu relate dengan kehidupan sehari-hari. Saya biasanya menikmati dua atau tiga episode sebelum tidur, lalu menutup malam dengan membaca buku favorit. Sederhana, tapi sangat efektif untuk merilekskan otak dan tubuh setelah lima hari bekerja.
Bagaimana dengan Anda? Apa cara favorit Anda untuk menikmati Jumat sore?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI