Mohon tunggu...
Annasya Namillania
Annasya Namillania Mohon Tunggu... Dokter - Mahasiswa

Hanyalah seseorang yang sedang berjuang menyelesaikan pendidikan strata 1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN di Kampung Halaman Sendiri, Mahasiswa Undip Bagikan Masker Gratis dan Tips Mencegah Gigi Ompong pada Calon Nenek

4 Agustus 2021   23:01 Diperbarui: 4 Agustus 2021   23:11 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Ibu-ibu PKK RT 03/RW 17 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru (dokpri)

Pekanbaru (04/08)---Masuknya virus Corona dari Wuhan, Tiongkok ke Indonesia sejak bulan Maret 2020, menyebabkan collapse dibeberapa aspek kehidupan masyarakat. Hingga saat ini pun, Indonesia masih berusaha untuk mengakhiri pandemi yang berkepanjangan ini, diperparah lagi dengan munculnya berbagai varian baru dari virus ini, tampaknya memaksa Indonesia harus berjuang lebih keras lagi. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) mengenai daftar negara dengan kasus Covid-19, terhitung pada tanggal 3 Agustus 2021 Indonesia masih berada pada peringkat ke-14 dengan jumlah kasus sebanyak 3,4 juta dan menjadi salah satu negara penghasil kasus harian terbanyak di dunia.

Pemerintah tentu tidak tinggal diam. Sejak tahun lalu, Pemerintah Indonesia telah mengupayakan berbagai hal yang sekiranya dapat memutus rantai penyebaran Covid-19, mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga yang terbaru Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kedua kebijakan ini secara garis besar memiliki tujuan yang sama yakni membatasi aktivitas masyarakat di luar rumah dan mencegah terbentuknya kerumunan, sebagaimana diketahui virus ini memang akan cepat menular apabila terjadinya kontak antar sesama yang biasanya tidak dapat dihindari saat berada ditengah keramaian. Pembatasan aktivitas ini hampir diberlakukan di semua sektor kehidupan dari sektor perkantoran hingga tempat beribadah. Kegiatan belajar mengajar pun terkena imbasnya. Terhitung sejak munculnya kasus pertama Covid-19 di Indonesia, seminggu kemudian seluruh kegiatan belajar mengajar dari semua jenjang pendidikan terpaksa diberlakukan secara online dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang ada.

Kini sudah hampir setahun lebih, Perguruan Tinggi di Indonesia menerapkan sistem perkuliahan daring, tak terkecuali Universitas Diponegoro. Undipsingkatan dari universitas tersebutsejak tanggal 16 Maret 2020 telah melaksanakan seluruh aktivitas perkuliahannya secara online, termasuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Tahun ini merupakan pelaksanaan kedua kalinya Undip mengusung tema KKN Pulang Kampung, dimana mahasiswa diminta untuk melaksanakan program kerja di daerahnya masing-masing. Tak berbeda dengan tahun sebelumnya, di tahun ini pun mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan 2 program keilmuan sesuai dengan kompetensi masing-masing yang bertemakan Covid-19 dan SDGs atau program pembangunan berkelanjutan.

Berdasarkan rekapan data jumlah kasus Covid-19 yang disusun oleh Dinas Kesehatan Provinsi Riau menunjukkan Kota Pekanbaru sebagai daerah dengan kasus tertinggi se-Provinsi Riau dengan jumlah kasus sebesar 41.830. Di tengah kasus yang semakin meraja lela, masih banyak dijumpai masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker dan mencuci tangan. Tampak banyak masyarakat yang santai saja keluar rumah mengendarai kendaraannya tanpa menggunakan pelindung mulut dan hidung itu, bahkan beberapa masyarakat tidak menghiraukan seperangkat alat mencuci tangan yang biasanya telah disediakan sebelum memasuki suatu kawasan. Hal inilah yang menjadi latar belakang salah satu mahasiswa Undip yang bernama Annasya Namillania dari Fakultas Kedokteran untuk melaksanakan suatu program kerja yang berhubungan dengan pelanggaran prokes ini. Mahasiswa melaksanakan program kerja KKN di Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Mahasiswa membagikan pouch secara gratis, yang mana berisi 5 masker medis, 1 masker kain, dan hand sanitizer yang tentu saja semuanya telah sesuai dengan standar dan mendapat izin edar dari Kemenkes. Mahasiswa juga memberikan leaflet yang berisikan informasi terkini terkait Covid-19 serta cara memakai masker dan mencuci tangan yang baik dan benar. Tujuan dari penyebaran leaflet ini adalah untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap Covid-19 yang selama ini hanya dianggap penyakit tidak berbahaya. Pembagian pouch gratis ini dilaksanakan secara door to door pada tanggal 21 Juli 2021 di Kompleks Perumahan Indah Puri Garden RT 03/ RW 17 Kelurahan Rejosari. Tak lupa, mahasiswa juga mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan agar Indonesia cepat mengakhiri fase ini. Syukurnya, kegiatan ini disambut hangat oleh masyarakat sekitar dan masyarakat pun mengucapkan terima kasih atas pemberian pouch gratis ini.

Pouch gratis yang akan dibagikan kepada beberapa masyarakat (dokpri)
Pouch gratis yang akan dibagikan kepada beberapa masyarakat (dokpri)

Pembagian pouch gratis kepada beberapa masyarakat RT 03/RW 17 Kelurahan Rejosari (Dokpri)
Pembagian pouch gratis kepada beberapa masyarakat RT 03/RW 17 Kelurahan Rejosari (Dokpri)

Untuk program kerja SDGs, mahasiswa mengusung program mengenai penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada pralansia. Mahasiswa tertarik melaksanakan program ini dikarenakan populasi lansia yang terus mengalami peningkatan. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2020 tercatat ada sebesar 9.92% atau setara dengan 26,82 juta masyarakatnya yang masuk ke dalam kategori lansia. 

Jumlah ini diperkirakan akan terus mengalami peningkatan hingga tepat pada usianya yang ke 1 abad, Indonesia akan memiliki jumlah penduduk lansia sebesar 19,9%. Pralansia atau lansia berusia 45-59 tahun, menjadi kategori lansia terbanyak di Indonesia, yakni sebesar 17,35% pada tahun 2020. Banyaknya masyarakat yang masuk kategori pralansia di Kompleks Perumahan Indah Puri Garden RT 03/RW 17 Kelurahan Rejosari, membuat mahasiswa menjadikan masyarakat tersebut sebagai subjek program kali ini. 

Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut pada pralansia serta edukasi cara menyikat gigi yang benar dan tepat. Media penyuluhan yang digunakan adalah slide powerpoint yang telah dicetak, model gigi, dan sikat gigi. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 1 Agustus 2021, dimana pelaksanaanya bersamaan dengan kegiatan perkumpulan ibu-ibu PKK RT 03/RW 17 Kelurahan Rejosari di salah satu rumah anggotanya. 

Tentu saja, kegiatan ini diterapkan sesuai dengan protokol kesehatan. Selama penyuluhan dan edukasi berlangsung, tampak ibu-ibu PKK mendengarkan dengan khidmat dan terkadang memberikan respon terhadap informasi yang baru mereka ketahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun