Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

(Friday Ideas-1) Pak Jokowi, Tidakkah Kita Malu dengan Orang Jepang Ini?

19 Februari 2016   14:02 Diperbarui: 19 Februari 2016   19:06 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tsuyoshi Ashida, Malu Membuang Sampah Sembarangan, sumber : detik.com"][/caption]

Baru saja membaca di detik.com tentang orang Jepang bernama Tsuyoshi Ashida yang sudah 18 tahun menetap di Jakarta dan gemas melihat orang Indonesia yang "katanya" ingin dan akan jadi negara besar dan maju, tetapi tetap membuang sampah sembarangan.

Bagaimana bisa maju, bila membuang sampah di tempatnya saja tidak bisa? Sangat masuk akal, karena memang fakta bahwa semua negara yang maju (Jepang, Singapura, dst) biasanya bersih-bersih, sedangkan yang kotor biasanya negara yang terbelakang.

Kita negara apa? Negara yang hanya pengen dan pengen aja majunya, hahaha..

Ashida bersama rekan2nya sesama warga negara Jepang yang tinggal di Jakarta bergerak, mereka membuat Komunitas Osoji Club dengan tagline "Malu Buang Sampah Sembarangan". Mereka beraksi bersih-bersih setiap 2 minggu sekali di Gelora Bung Karno.

Bayangkan, kita yang membuang sampah, orang asing yang memungutnya? Apa perasaan kita?

Maluuuuuu, itupun kalo kita masih punya rasa malu. Setelah malu, lalu apa coba? DIAM, bukan urusan saya, itu kan urusan pemerintah, urusan tukang sampah, urusan LSM, urusan Mr Ashida! Hahaha...

Ok langsung saja ke pilihan solusi konkretnya :

1.      Menghidupkan Kembali Piket di Sekolah

Mr Ashida mengatakan bahwa di Jepang, murid2 dari dini sudah bertanggung jawab atas kebersihan kelas dan sekolahnya, bahkan hingga samoai irisan toilet!  Mereka melakukan piket sebelum mulai belajar. Bukan karena mereka tidak mampu membayar petugas kebersihan, tetapi dengan praktek sendiri, maka murid secara tidak sadar ditanamkan bahwa bersih itu baik, bahwa bersih itu tanggung jawab saya dan bersama.

Sebenarnya kebijakan dan jadwal piket ini sudah kita terapkan juga sejak dulu, tetapi sekarang semakin menghilang karena hadirnya petugas kebersihan di sekolah2, terutama di perkotaan. Sebaiknya kebijakan ini dihidupkan kembali oleh Kemendikbud, karena ini revolusi mental yang benar-benar mengajarkan banyak hal, kebersihan, disiplin, gotong royong, dst.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun