Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Kita Cemburu Melihat Orang Lain Sukses?

19 Mei 2021   06:00 Diperbarui: 13 Mei 2022   22:33 2153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi merayakan kesuksesan teman (Foto oleh fauxels dari Pexels)

Kolega Anda mendapat promosi. Masa kerjanya di perusahaan belum lama. Dibandingkan masa kerja Anda, dia termasuk pendatang baru. 

Teman kuliah Anda meluncurkan bisnis baru. Bisnisnya berkembang pesat. Anda tahu di masa kuliah dulu dia termasuk medioker. 

Kakak Anda berhasil mengharmonikan peran sebagai wanita karier sekaligus ibu rumah tangga. Dia baru saja dipromosikan menjadi CEO. Suami dan anak-anaknya merayakan pencapaian itu dengan sukacita.

Bukannya bahagia untuk mereka, Anda malah merasa cemburu.

Pernahkah Anda mengalami momen seperti itu? Anda ingin ikut berbahagia atas kesuksesan seseorang, namun Anda merasa kesal dan berharap Andalah yang mendapat kesuksesan itu.

Anda ingin merayakan pencapaian orang lain, tetapi Anda merasa sulit melakukannya. Julia Hogan, seorang psikoterapis, memaparkan beberapa mitos yang mungkin menjadi penyebabnya.

Mitos pertama, hidup adalah sebuah kompetisi

Ilustrasi kompetisi (gambar dari freepik)
Ilustrasi kompetisi (gambar dari freepik)
Saat melihat orang lain berhasil, terkadang kita terjebak mitos bahwa hidup adalah sebuah kompetisi. Ketika seseorang "menang", kita merasa kalah. Sebagai pihak yang "kalah", kita merasa inferior.

Menurut Hogan, cara terbaik untuk melawan mitos ini adalah dengan mengingat bahwa kita semua berada dalam satu tim yang sama. Saling mendukung dan menyemangati jauh lebih penting daripada menghancurkan satu sama lain.

Saat Anda merasakan semburat kecemburuan karena kesuksesan orang lain, ingatkan diri Anda bahwa hidup bukanlah kompetisi. Ucapkan selamat kepadanya dan doakan agar dia semakin sukses.

Belajarlah dari kesuksesannya dan ciptakan peluang untuk diri Anda sendiri. Jika memungkinkan, berkolaborasilah dengannya untuk mencapai sukses bersama.

Mitos kedua, "kalah" berarti "tidak cukup baik"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun