Mohon tunggu...
Anjeli Larassati
Anjeli Larassati Mohon Tunggu... Guru - freelance

UNIVERSITAS INFORMATIKA BISNIS INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Ekonomi Guru di Saat Pandemi Covid-19

21 April 2021   23:13 Diperbarui: 21 April 2021   23:44 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BANDUNG, 15 April 2021- Sudah satu tahun lebih pandemi corona menyerang berbagai belahan dunia termasuk negara Indonesia, banyak bagian dari para pekerja terkena PHK,  perusahaan mengambil tindakan tersebut karena merasa tidak mampu membayar para karyawan karena antara pemasukan dan pengeluaran tidak seimbang. 

Termasuk pada profesi guru harus melakukan proses belajar mengajar melalui daring karena pandemi ini,banyak guru yang ketika mengajar di sekolah mengandalkan jualan sebagai salah satu pencahariannya seperti salah satunya ibu Tito yang berumur 54 tahun bekerja sebagai guru di sekolahan SMPN 1 Jatinangor

Sebelum adanya pandemi corona kegiatan ibu Tito selain mengajar yaitu sambil membuka usaha di suatu kantin di sekolahannya, ibu Tito berpikir jika terlalu mengandalkan gaji yang di beri pada awal bulan mungkin tidak akan mencukupi untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya maka dari itulah ibu Tito juga menitipkan usaha berbagai macam makanan di kantin sekolahnya dan tidak hanya makanan saja yang ibu Tito jual berbagai macam baju ibu-ibu yang seringkali di tawari nya kepada guru-guru wanita yang lain.

Dan semenjak pemerintah memberi himbauan kepada masyarakat untuk berdiam diri dirumah dikarenakan virus yang gampang tersebar melalui berbagai macam cara maka dari itulah sekolah di tutup dan untuk sementara waktu proses belajar mengajar di lakukan secara online, karena ini dampak penghasilan dari ibu Tito berkurang dan hanya mengandalkan gaji sebagai tunjangan kebutuhannya sehari-hari.

Banyak guru dan para siswa/siswi dipaksa mengerti teknologi yang digunakan untuk melakukan pembelajaran secara virtual, selain itu dampak merugikan lainnya seperti para siswa/siswi dan guru harus membeli kuota internet agar bisa mengikuti pembelajaran,walaupun pemerintah membagikan kuota gratis tapi belum sepenuhnya merata ke segala penjuru di indonesia,dan ini sangat merugikan para rakyat kecil termasuk yang daerah rumahnya belum memasuki jaringan internet, jadi banyak perjuangan yang harus di tempuh untuk guru maupu siswa/siswi agar bisa mengikuti proses pembelajaran.

"Walaupun harus berdiam diri dirumah banyak juga urusan saya dan guru yang lainnya tetap harus di selesaikan di sekolah secara tatap muka seperti rapat,dan jarak yang di tempuh oleh saya tentu tidak dekat (Panyileukan-Jatinangor) dan itu membutuhkan bahan bakar yang tidak sedikit tentunya,karena penghasilan berkurang mau tidak mau uang yang saya dapatkan dari gaji harus di awet-awet sampe akhir bulan dan pemasukan untuk anak saya yang kuliah juga berkurang"ujar ibu Tito.

Karena para siswa dan siswi keterbiasaa dengan suasana belajar online dan berdiam diri di rumah rasa malas jadi cepat timbul,dan banyak para murid yang terkadang telat memasuki zoom atau bahkan tidak sama sekali di karenakan  bangun kesiangan dan memakai alasan bahwa koneksi internet sedang gangguan.

"Karena belajar secara virtual kadang saya tidak paham dan tidak menguasai termasuk penggunaan aplikasi untuk memberi/mengumpulkan tugas para siswa dan siswi.belum lagi saya gatau jika ada siswa atau siswi yang tidak meng-on kan kamera apakah itu benar benar karena adanya kendala atau tidur karena malas mengikuti belajar online,tapi saya juga bisa merasakan apa yang murid rasakan seperti rasa bosan karena keterbatasan melakukan sesuatu bersama teman teman yang lainnya kata" ibu Tito.

Hingga saat ini pemerintah masih menerapkan sosial distancing dan PSBB, ibu Tito mencari cara agar penghasilannya tetap dapat memenuhi kebutuhanya yaitu dengan tetap berjualan juga hanya bedanya kali ini secara online,dan yang di jual tetap produk yang sama seperti makanan dan pakaian.

dokpri
dokpri
WARTAWAN : ANJELI LARASSATI

EDITING : ANJELI LARASSATI

UNIVERSITAS INFORMATI DAN BISNIS INDONESIA 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun