Mohon tunggu...
Anjar Ayu Hapsari
Anjar Ayu Hapsari Mohon Tunggu... Apoteker - Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Informasi KB pada Isu Stunting

30 Agustus 2022   14:42 Diperbarui: 30 Agustus 2022   14:52 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada pelaksanaan pengabdian masyarakat untuk menjegah  meningkatnya kelahiran balita. Dari hasil sumber jurnal yang diperoleh tingkat kelahiran 2,6 juta pertahun (Amalia, 2019).

Untuk mengatasi laju pertumbuhan penduduk khususnya di Banjarmasin pemerintah menjalankan program KB untuk mengatur program dalam melahirkan balita agar terwujudnya mengaturan jarak kelahiran balita untuk memenuhi gizi pada balita. Untuk menjegah terjadinya stunting pada balita.

Stunting bisa terjadi pada balita usia kritis yaitu 1000 hari  pertama kelahiran samapai pada balita usia dau tahun. Usia kritis disini sangat berefek buruk bagi tumbuh kembang balita seabagai masa periode emas. 

Jika dalam daur kehidupan dimasa emas gizi tidak terpenuhi dalam waktu yang lama maka akan mempengaruhi pertumbuhan fisik balita seperti tubuh pendek tidak sesuai dengan usia balita, badan kurus karena kurangnya asupan gizi  dalam tubuh balita, dan dalam pola pikir lambat dalam menanggap pembelajaran (Aryani et al., 2021).

Kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan informasi pentingnya KB dalam mengatasi stunting ini dilaksanakan pada tanggal 08 Agustus 2022 ,di posyandu Handil Rantau RT 13, desa Tamban Raya, dan Kecamatan Mekarsari. Pada hari itu balita dan ibu  hamil mekakukan posyandu. 

Setelah itu saya, membagikan brosur tentang informasi pentingnya penggunaan KB pada ibu yang dapat mencegah stunting pada balita dalam jangka waktu yang lama. Informasi beberapa macam alat kontrasepsi yang dapat digunakan untuk  mengataur kelahiran balita agar terciptanya keluarga yang ideal dan mencegah terjadinya stunting pada balita.

Anjar Ayu Hapsari (Mahasiswa Pengabdian Masyarakat) mengatakan "pentingnya menggunakan KB untuk menekan tingkat laju penduduk. Untuk memujudkan kondisi bebas stunting maka baduta harus mendapatkan hak gizi yang terrpenuhi selama masa 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) selama 2 tahun.

Berbicara tentang KB berarti kita membahas tetang keluarga berencana, kegiatan yang umumnya di lakukan dengan alat-alat kontrasepsi. 

Dimana alat kontrasepsi disini dapat mencegah kehamilan, dan mengatur usia balita. Alat kontrasepsi yang biasanya diberikan dalam waktu yang tidak lama disebut (non-MKJP) serta banyak yang menggunakan karena harga yang lebih terjangkau dan pemakaian yang lebih mudah. Contoh alat kontrasepsi non-MKJP yaitu suntik, pil KB, dan kondom. 

Alat kontrasepsi yang diberikan dalam waktu lebih lama dari dua tahun yang biasanya disebut (MKJP) serta menggunaan alat kontrasepsi ini tidak dapat dilakukan  sendiri harus pergi ke rumah sakit untuk dipasangkan oleh tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan. Contoh alat kontrasepsi ini yaitu IUD, implant, MOP digunakan untuk kontrasepsi pria, dan MOW yang digunakan untuk konstrasepsi wanita (Sinabara, 2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun