Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meningkatnya Jutawan Militer di Pakistan yang Miskin

23 Maret 2021   08:54 Diperbarui: 23 Maret 2021   09:14 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daftar Angkatan Darat terbesar di dunia | Sumber: indiannewslive.com

Bahkan setelah 74 tahun berdiri, 40 persen rakyat Pakistan masih tidak bisa membaca dan menulis dan lebih dari 50 persen perempuannya buta huruf.

Situasi buruk menjadi semakin buruk sejak Imran Khan menjadi Perdana Menteri Pakistan ke-22 pada tahun 2018. Partai-partai oposisi menuduh bahwa Imran tidak dipilih oleh masyarakat tetapi dipilih oleh militer untuk melayani kepentingannya. Imran yang tidak berpengalaman tidak dapat mengatasi krisis utang, inflasi tinggi, krisis kesehatan dan meningkatnya kemiskinan sekaligus.

"Pakistan menghadapi lingkungan ekonomi yang menantang, dengan pertumbuhan yang lamban, inflasi yang tinggi, utang yang tinggi dan posisi eksternal yang lemah," kata Ernesto Ramirez Rigo, yang memimpin misi IMF ke Pakistan, dalam sebuah pernyataan pada tahun 2019. 

"Pihak berwenang menyadari kebutuhan untuk mengatasi tantangan ini, serta menangani informalitas yang besar dalam perekonomian, rendahnya pengeluaran untuk modal manusia dan kemiskinan."

Percaya atau tidak? Setiap orang Pakistan memiliki utang masing-masing sekitar AS$1,000 karena total hutang negara mencapai tingkat yang mengkhawatirkan yaitu sebesar $283 miliar, lebih dari PDB negara tersebut. Pada bulan Desember 2020, Pakistan memiliki total utang luar negeri sebesar $115 miliar.

Saat ini, China telah menjadi pemberi pinjaman terbesar ke Pakistan setelah mengungguli Jepang dan IMF. Pakistan berutang $19 miliar ke China. Pakistan dan China telah menandatangani China Pakistan Economic Corridor (CPEC) pada tahun 2015 untuk meningkatkan infrastruktur di Pakistan. Proyek CPEC akan menambah $14 miliar untuk utang publik Pakistan.

Setiap bulan, Pakistan memiliki kewajiban untuk membayar $1 miliar atau $12.4 miliar per tahun untuk membayar utang (cicilan) dan bunganya kepada pemberi pinjaman asing.

"Utang dan kewajiban luar negeri Pakistan telah meningkat pesat selama beberapa tahun terakhir. Pemerintah dipaksa untuk meminjam banyak dari sumber eksternal - termasuk kreditor multilateral dan bilateral dan pemberi pinjaman komersial - untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang luar negerinya, serta untuk membiayai anggaran, pembangunan dan impor," kata surat kabar Pakistan Dawn dalam sebuah editorial terbaru.

Apa alasan lonjakan utang Pakistan?

"Ada banyak alasan mengapa Pakistan berubah menjadi negara yang berutang banyak. Pertumbuhan eksponensial dalam tingkat utang luar negeri menggarisbawahi bahwa negara tersebut tidak mampu menarik arus masuk jangka panjang non-utang yang memadai seperti FDI [foreign direct investment] atau meningkatkan ekspornya, yang tetap terjebak pada $23 miliar-$24 miliar setahun, untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan akun eksternalnya," kata Dawn.

Ekonom Pakistan dan ahli mengutip alasan utama atas kekacauan yang ada di Pakistan adalah korupsi yang merajalela, kesalahan manajemen, prioritas yang salah, dominasi militer, kurangnya keamanan, terorisme, utang yang tinggi, ketergantungan yang berlebihan pada impor, stagnasi ekspor, basis pajak yang rendah dan tidak adanya investasi asing langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun