Mohon tunggu...
Anita Theresia
Anita Theresia Mohon Tunggu... Civil Engineering. Entrepreneur. Author. -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

I'm a Civil Engineer. I'm an Entrepreneur. I'm an Author. I'm a Christian. I love to read books, and also I love to write books. a Member of Civil Engineering & Earthquake Engineering Association. www.instagram.com/anita_the9 https://m.facebook.com/anita.theresiatanuwidjaya?refid=7 www.twitter.com/anitatheresia91 www.anitatheresia41091.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kasih, Lima Huruf Beribu Makna Luar Biasa

18 Desember 2018   22:23 Diperbarui: 18 Desember 2018   22:53 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.skatedcweekend.info

K.A.S.I.H 

Adakah diantara kita yang pernah berhadapan dengan pelanggan yang super cerewet?

Atau mungkin pernah berhadapan dengan orang-orang yang mau menang sendiri, tidak mau kalah, egois, dan tidak mau mendengarkan omongan.

Semua pasti pernah mengalami hal tsb, begitu juga pernah berbuat demikian (dengan disadari maupun tidak).  It's Okay, nobody is perfect. :)

Alkisah, ada seorang jenderal yang sangat pintar. Ia menguasai sistem pemerintahan, tata negara, sastra, dan seni dan bidang2 keilmuan lainnya. Jenderal ini sangat amat cerdas, sehingga Ia dipercaya oleh raja untuk menyerang sebuah daerah. Kemudian berangkatlah ia beserta pasukannya. Sebelum menyerang, ia memakai sebuah sebuah metode intimidasi terhadap warga di daerah yang akan diserang. Ia menebar teror dengan tujuan agar mereka takut dan menyerah. Namun tidak demikian yang terjadi, perkiraannya meleset. Semakin ia menjalankan strategi kekerasan itu, penduduk tersebut semakin bersatu padu dan bahkan menyerang balik pasukan jenderal tersebut.

Pasukan jenderal yang gagah perkasa tersebut dipukul mundur. Padahal secara logika, kekuatan mereka mampu mengalahkan daerah tersebut. Kemudian sang jenderal kembali dan raja memanggilnya. Ia diminta menjelaskan penyebab kekalahan pasukannya. Dan diketahuilah bahwa intimidasi dan kekerasanlah yang menjadi penyebab kekalahan mereka. Lalu raja memerintahkan untuk menyerang kembali, tapi kali ini tanpa teror dan tanpa kekerasan. Dan penyerangan mereka berhasil, penduduk itu takluk dan daerah tersebut berhasil direbut.

Tuhan Yesus mengajar dengan kasih. Dan di dalam kasih itu ada kekuatan yang besar. Kasih adalah senjata ampuh yang dapat menaklukkan kekerasan dan dapat membebaskan kita dari segala kejahatan. Dan ini telah terbukti, kejahatan manusia ditutupi oleh Kasih Allah yang besar. Kasih itu jugalah yang mendorong Anak Allah meninggalkan tahta sorga dan menghampiri kita yang berdosa.

Kasih dapat membuat kita berlapang dada, sekalipun ada perlakuan yang tidak menyenangkan dan bahkan ada yang menyakiti perasaan kita. Bagaimana cara paling efektif menghadapi orang lain yang menyakiti hati kita atau orang-orang "bermulut tajam"? 

Hanya satu cara menaklukkan mereka, perlakukan mereka dengan kasih. Kelembutan kasih menaklukkan segala kejahatan. Menaklukkan dengan kasih bukan berarti tidak tulus. Dan hendaklah kasih itu jangan pura-pura. (Roma 12:9). 

Yang kita "taklukkan" bukanlah orangnya, tapi rasa marah dan benci yang ada pada diri kita dan orang lain yang menyakiti kita. Jika kita mau melakukan perintah untuk mengasihi ini, Tuhan juga akan berperkara dengan hati orang itu.

Istilah, "jangan balas kejahatan dengan kejahatan, tapi dengan kebaikan" sesuai dengan FirmanNYA. Meskipun memang realisasinya cukup berat, terlebih kesalahan yang dilakukan fatal dan sangat merugikan. Tapi percayalah, ketika kita berdoa yang baik2 untuk pembenci/yang kita tidak sukai tsb. Itu sama saja kita menaruh bara api diatas kepalanya. Dimana Tuhan yang akan eksekusi pada waktuNya. Kasarnya begitu. Jadi tidak perlu repot2 rencanakan pembalasan atau hal2 negatif lainnya, biar Tuhan bekerja seturut waktuNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun