Mohon tunggu...
Anita safitri
Anita safitri Mohon Tunggu... Perawat - Menulis adalah sebuah teraphi positif untuk setiap luka

Novelis Pecinta traveling Candu kopi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Adaptasi Kebiasaan Baru pada Pasien Jiwa, Sulit Atau Sama Saja?

22 September 2020   21:15 Diperbarui: 23 September 2020   15:32 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pandemi ini telah membawa kita semua pada sebuah kebiasaan baru yang mau tidak mau harus kita laksanakan. Bukan semata untuk kepentinngan mengikuti kebijakan pemerintah dan takut akan denda atau sangsi. Akan tetapi hal ini harus kita lakukan untuk diri kita sendiri dan atau untuk keluarga kita. Upaya pencegahan yang bisa kita lakukan adalah sesuai dengan protocol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemirintah pusat dan daerah.

Salah satu kebiasaan yang paling menyita perhatian kita semua yaitu kebiasaan memakai masker. Dimanapun kita berada seolah kita menjadi minoritas ketika kita tidak menggunkan masker. Adaptasi ini mungkin sangat mudah kita terapkan pada pribadai dan jiwa kita yang sehat namun bisa dibayangkan betapa sangat sulit dilakukan pada pasien-pasien jiwa dengan kondisi tertentu.

Gambaran umumnya, untuk pasien yang berada diruangan rawat inap mungkin akan terhindar untuk mereka menggunakan masker akan tetapi bagaiman dengan pasien yang berobat pada unit rawat jalan? Tentu ini menjadi edukasi paling berat untuk lingkup pelayanan publik.

Adaptasi dimasa pandemi ini tentu tidak mudah kita terapkan pada pasien jiwa yang masih dengan gejala sisa, seperti; halusinasi, paranoid dan lain sebagainya. Peran dari tim penyuluhan kesehatan jiwa di setiap rumah sakit dituntut untuk kreatif dalam memberikan informasi terhadap kebiasaan baru ini.

Di tinjau pada tingkat keparahan pasien jiwa yang datang berkunjung unutk mendapatkan pelayanan yang mereka butuhkan, juga menjadi tolak ukur terhadap cara menyampaikan infomasi tersebut. Karena akan menimbulkan reakasi berbeda dan mungkin tidak pernah terlintas dalam benak kita sama sekali.

Dengan diagnosa paranoid atau curiga di sertai dengan halusinasi pada psien tersebut akan menjadi lebih sulit untuk petugas menyampaikan informasi tentang kebiasaan baru tersebut. Dalam hal ini ilmu KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) sangat diperlukan supaya tidak memunculkan reaksi pasien yang tidak diinginkan.

Beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan menurut saya adalah sebagai berikut,

1. Meja informasi

Salah satu tugas dari unit penyuluh kesehatan adalah menyampaikan informasi penting tentang apapun dalam hal ini dalam masa pandemic dapat dialih fungikan sebagai tempat imformasi tentang protocol pencegahan. Petugas yang komunikatif akan menjadi menarik untuk di dengar adalah pilihan terbaik ditempatkan pada bagian ini.

2. Memberi contoh

Tanpa kecuali, termasuk karyawan, petugas kebersihan yang sedang berada dalam lingkungan Rumah Sakit harus mematuhi aturan yang berlaku dalam menegakkan protokol pencegahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun