Mohon tunggu...
Anita safitri
Anita safitri Mohon Tunggu... Perawat - Menulis adalah sebuah teraphi positif untuk setiap luka

Novelis Pecinta traveling Candu kopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kupie Sareeng Vs Bulukat

10 September 2020   18:22 Diperbarui: 10 September 2020   18:15 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngopi, adalah sebuah istilah yang sangat terkenal dikalangan anak muda atau anak nonggrong di Aceh. Walaupun sesampai di caf atau warung kopi mereka tidak memesan kopi dan sejenisnya. 

Ngopi, istilah yang semakin familiar pada kalangan pemuda pumudi aceh yang terkenal dengan kota 1000 warung kopi. Istilah ini adalah kata singkat dari mengajak minum kopi, yang ditujukan kepada teman sebaya dan bahkan rekan bisnis para eksekutif muda.

Danpun tidak sedikit para pejabat parlemen yang menggunakan caf atau warung kopi untuk bertemu rekan dan teman- teman yang datang dari luar Aceh. 

Kalau kita membahas kopi tentu ini sudah merupakan artikel yang sangat banyak pembahsannya dan berwara-wiri ditimeline banyak media social. 

Yang membuat saya menarik menulis tentang kopi di Aceh tentang bagaimana orang aceh menikmati kopi sekaligus menjadi sarapan pagi mereka yaitu menikmati kopi dengan bulukat.

Mungkin anda masih terbayang gayung stenlis dengan corak bintik-bintik atau hanya polos saja?

Ya, mereka menggunakan gayung ini untuk menikamti kopi mereka di pematang sawah dan atau dipondok-pondok sawah mereka. Jika kita tilik lebih dalam, waktu mereka minum kopi adalah di pagi hari dan juga sore hari. 

Dua hal ini seharusnya bisa menjadi pembelajaran bagi kita, bahwa mereka menikmati kopi sebelum melakukan pekerjaan dan sesudah melakukan aktivitas mereka bukan sepanjang hari dimulai pagi dan sampai pagi lagi.

Dan bahkan sebelum gugur dimedan perang salah satu pahlawan Aceh yakni Teungku umar menulis sebuah tulisan "Beugeh singoh geutanyoe jep kupi di keude Meulaboh atawa ulon akan mati syahid" tulisan ini yang diartikan ajakan minum kopi yang dilontarkan teungku umar kepada rekan-rekannya "Besok pagi kita minum kopi di  kota Meulaboh atau saya akan mati syahid". Ini membuktikan bahwa ngopi juga merupakan pembangkit motivasi dan bahkan dalam berperang sekalipun kopi seolah menjadi doping yang luar biasa.

Hal ini makin membuktikan bahwa budaya minum kopi bukan baru saja ada di Aceh, dan juga tentang kebun kopi didaratan tinggi Gayo juga membuktikan bahwa kopi di Aceh sudah ada sejak lama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun